Kenapa Orang Pemaaf Lebih "MULIA" dari Orang Yang meminta Maaf.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Dalam kehidupan manusia dunia, rasa dan perilaku salah tak lepas dari sifat manusia. Baik itu kesalahan yang di sengaja maupun tidak. Begitu juga sebaliknya untuk orang yang jadi korban kesalahan orang lain atau gangguan orang lain. Namun dalam islam kita di anjurkan untuk memiliki rasa pemaaf kepada orang lain yang berbuat salah. Lantas kenapa orang yang memaafkan itu lebih mulia di banding orang yang minta maaf apalagi yang salah belum meminta maaf..
Memaafkan adalah *amalan yang sangat mulia* ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. Gangguan itu bermacam-macam bentuknya. Adakalanya berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, dan semisalnya.
Orang yang pemaaf dan tidak mau membalas kepada orang yang berbuat jahat padanya, dipuji oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis saat beliau memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim,
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
_“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. *Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.”*_
(HR. Abu Daud, no. 4084; Tirmidzi, no. 2722)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
_“Sedekah tidaklah mengurangi harta. *Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia.* Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.”_
(HR. Muslim, no. 2588)
Sahabat yang mulia, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, _“Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini”._
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah *orang yang memiliki kesabaran.* Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.”
(Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 529-530)
*Semoga kita bisa memaafkan dan menghilangkan rasa dendam, walaupun sebagian kita merasakan berat.* Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
⚙️Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.”
[HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anh.
Demikian uraian kenapa sang Pemaaf begitu mulia, baik disisi manusia apalagi di sisi Allah. Semua orang bisa salah, tapi tak semua orang bisa bisa jadi pemaaf. Semoga para pembaca adalah para pemaaf dan selalu di beri rasa memaafkan oleh ALLAH agar jadi orang-orang mulia tersebut.