Siapa Pendidik Wanita Pertama Dalam Islam. INI DIA SOSOKNYA..!!
SAYIDAH ASY-SYIFA’ BINTI AL-HARITS
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka, dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali-Mumtahanah:12)
Ketahuilah bahwa muallimah pertama dalam sejarah Islam ini tiada lain adalah Shohabiyah Asy-Syifa’ binti Al-Harits yang merupakan salah seorang sahabat wanita yang disebutkan Allah dalam firmanNya di atas. Dia adalah seorang wanita yang masuk dan memantapkan hati dalam iman dan Islam sebelum hijrah.
Keputusannya untuk memeluk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah SAW bukanlan keputusan yang main-main atau sekedar ikutan saja, hal ini dia buktikan dengan usahanya yang sangat gigih mempelajari qira’ah dan kitabah di Makkah di masa pra Islam.
Beruntunglah Syifa’ yang diberikan Allah otak yang sungguh brilian, sehingga begitu memeluk Islam dia langsung dipercaya untuk menjadi pengajar semua ilmu yang dikuasainya kepada wanita-wanita muslimah. Dan jadilah dia seorang mu’allimah pertama yang namanya akan selalu mewarnai sejarah perjalanan Islam bagi kita semua.
Bukan itu saja, berkat pribadinya yang sungguh baik serta kandungan ilmu dan iman yang sarat pada dirinya menjadikan Asy-Syifa’ sebagai salah seorang tokoh dari sederet tokoh-tokoh Islam lainnya.
Begitu terpercayanya kiprah wanita mulia ini sampai-sampai suatu hari Rasulullah SAW memintanya langsung untuk bersedia mengajari Hafshah tulis menulis dan sebagian pengobatan yang dia kuasai.
Memang, selain dikenal sebagai pengajar yang cerdas, wanita ini sangat dikenal kaumnya sebagai tukang jampi-jampi dimasa jahiliyah. Sehingga tatkala dia masuk Islam dan berhijrah berkatalah kepada Rasusulullah SAW sebagai berikut : “Dahulu saya sering melayani pengobatan di masa jahiliyah, dan saya sekarang ingin mempraktekannya untukmu.”
Maka Rasulullah pun mengabulkan keinginan Syifa’ tersebut dan sekaligus memintanya untuk mengajari Hafsah ruqyah yang telah dia praktekkan di hadapan Rasulullah itu.Bahkan Rasulullah memberikan doanya untuk ruqyah : “Ya Allah, Rabb manusia, pengusir bencana, Engkau adalah Rabb yang menyembuhkan, tiada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau. Maka sembuhkanlah (penyakit), dengan tidak meninggalkan bekas.”
Perhatian Rasulullah kepada wanita ini sangat besar, sampai-sampai beliau membuatkan tempat praktek khusus di kompleks perumahan tukang pijat (tabib) di Madinah, yang kemudiaan dia tempati bersama puteranya Sulaiman.
Rasulullah SAW sangat kerap mengunjungi Ash Syifa, dan kesempatan itu tidak dia sia-siakan untuk menggali ilmu-ilmu agama maupun dunia dari Rasulullah. Alhasil wanita ini akhirnya sangat aktif ikut serta dalam mendakwakan ajaran Islam dan meluruskan kekeliruan-kekeliruan yang terlanjur beredar di masyarakat.
Bahkan kemudian Umar Bin Khaththab seringkali menjadikan Asy Shifa’ sebagai tempat mencari pertimbangan atau nasihat. Dan Umarpun memberinya kedudukan terhormat kepadanya.
Asy-Syifa menjalani sisa-sisa kehidupannya dengan sangat terhormat, bahkan sepeninggal Rasulullah karena mendapat simpati, penghormatan dan pengawasan semua lapisan masyarakat hingga dia wafat di tahun 20 Hijriyah.
Memang kita hanya mengenal namanya saja, namun peran seorang Asy Shifa yang sangat besar dengan memberikan ilmu dan kebijakannya kepada masyarakatnya waktu itu, patutlah kita kenang dan kita tauladani terutama untuk semua akhwat agar tidak kikir dalam mendermakan ilmu yang dimilikinya di jalan akidahnya untuk mencari ridho Allah ‘azza wajalla.