Shalat Idul Fitri dengan menggunakan alas koran sebenarnya bukanlah praktik yang diajarkan dalam Islam. Shalat Idul Fitri dilakukan di lapangan terbuka atau di masjid dengan sujud dilakukan langsung di atas tanah atau permukaan lantai masjid.

Meskipun koran bersih, tidak dianjurkan karena tidak sesuai dengan tuntunan dalam Islam. Lebih baik menggunakan alas yang sesuai dengan nilai dan tuntunan yang diajarkan dalam Islam, seperti sajadah atau tikar yang bukan sekali pakai.

Alternatif Alas Shalat yang Sesuai

Jika seseorang tidak memiliki sajadah atau alas yang sesuai saat akan melaksanakan shalat, dia dapat menggunakan benda yang bersih dan tidak haram sebagai ganti sementara. Penting untuk diingat bahwa menggunakan alas koran untuk shalat sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan dampak lingkungan salah satunya menumpuknya sampah pasca sholat id.

Dampak Lingkungan dari Penggunaan Koran

Walaupun koran bisa didaur ulang dengan membakarnya, proses pembakaran menghasilkan residu kimia beracun ke udara, salah satunya dioksin yang merupakan polutan organik persisten. Dioksin adalah kontaminan kimia beracun yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia.

Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker.

Rekomendasi dari Pakar Lingkungan

Dikutip dari ANTARA pada Sabtu (6/4/2024), Pakar Lingkungan sekaligus Dosen Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Dr. Latifah Mirzatika, menyampaikan, "Penggunaan koran sebagai alas shalat memiliki potensi dampak yang cukup besar terhadap lingkungan dan kesehatan, terkait peningkatan jumlah sampah dan polusi udara."

Latifah menjelaskan bahwa koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi dengan menggunakan bahan kimia. "Jika terpapar dioksin secara terus-menerus, tubuh manusia bisa terkena kanker," jelas Latifah.

Dia pun memperkenalkan konsep Green Idul Fitri, yang mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai. "Penggunaan alas seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya lebih ramah lingkungan. Sehingga, dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama," pungkas Latifah.