POSISI KEPALA JENAZAH SAAT DI SHOLATKAN. - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

POSISI KEPALA JENAZAH SAAT DI SHOLATKAN.


 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 


DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (1)


PERTANYAAN :

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh

Salam kenal para pengurus dan anggota grup 🤗

Izin bertanya geeh?

Apakah posisi kepala jenazah laki laki dan perempuan itu berbeda saat di sholati ,seumpama kalau perempuan di Utara sedang laki laki di bagian selatan,mohon penjelasannya yg rinci 🙏


JAWABAN : 

1. Murtadho zainal aidin

- Fath al-‘Alaam III/172 :

ويقف ندبا غير مأموم من إمام ومنفرد عند رأس ذكر وعجز غيره من أنثى وخنثى. ويوضع رأس الذكر لجهة يسار الإمام، ويكون غالبه لجهة يمينه، خلافا لما عليه عمل الناس الآن. أما الأنثى والخنثى فيقف الإمام عند عجيزتيهما ويكون رأسهما لجهة يمينه على عادة الناس الآن؛ كذا في الشبرا ملسي والبجيرمي والجمل وغيرهما من حواشي المصريين.

“Bagi Imam sholat dan orang yang sholat sendirian, disunnahkan memposisikan diri -ketika sholat janazah- di dekat kepala mayit laki-laki dan di dekat bokong mayit perempuan dan banci. Kepala mayit laki-laki diletakkan pada posisi arah kiri imam -sedangkan yang mentradisi ada pada arah kanan imam-, hal ini berbeda dengan yang biasa dilakukan masyarakat saat ini. Adapun mayit perempuan dan banci, maka imam memposisikan dirinya di dekat bokong janazah, sedangkan kepala janazah diletakkan pada posisi arah kanan sebagaimana biasa dilakukan saat ini.”


2. Rina leriyani

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Menurut keterangan sebaiknya bila mayat lelaki, bagian kepala diletakkan diarah kirinya orang yang shalat (sebelah selatan untuk konteks Indonesia) sedang bila mayat wanita, bagian kepala diletakkan diarah kanannya orang yang shalat (sebelah utara untuk konteks Indonesia). Wallaahu A’lamu Bis Showaab.


- Hasyiyah al-Bujairomi alaa al-Manhaj I/484 :

( قوله : ويقف غير مأموم إلخ ) ويوضع رأس الذكر لجهة يسار الإمام ويكون غالبه لجهة يمينه خلافا لما عليه عمل الناس الآن أما الأنثى والخنثى فيقف الإمام عند عجيزتهما ويكون رأسهما لجهة يمينه على عادة الناس الآن ع ش ، والحاصل أنه يجعل معظم الميت عن يمين المصلي ، فحينئذ يكون رأس الذكر جهة يسار المصلي ، والأنثى بالعكس إذا لم تكن عند القبر الشريف أما إن كانت هناك ، فالأفضل جعل رأسها على اليسار كرأس الذكر ليكون رأسها جهة القبر الشريف سلوكا للأدب كما قاله بعض المحققين .


3. Vitha Finalia 

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 😊🙏

Dalam hal peletakan posisi kepala jenazah sebelah kanan atau kiri , ada perbedaan pendapat.

Ulama syafiiyah membedakan  antara laki laki dan perempuan. 

Sedangkan ulama malikiyah menilai antara lelaki dan perempuan sama saja. 

Kecuali saja jika shalat jenazahnya di Raudhah , maka kepala ditaruh sebelah kiri imam.


وَفِي الْبُجَيْرِمِيِّ مَا نَصُّهُ وَيُوضَعُ رَأْسُ الذَّكَرِ لِجِهَةِ يَسَارِ الْإِمَامِ وَيَكُونُ غَالِبُهُ لِجِهَةِ يَمِينِهِ خِلَافًا لِمَا عَلَيْهِ عَمَلُ النَّاسِ الْآنَ وَيَكُونُ رَأْسُ الْأُنْثَى وَالْخُنْثَى لِجِهَةِ يَمِينِهِ عَلَى عَادَةِ النَّاسِ الْآنَ ع ش وَالْحَاصِلُ أَنَّهُ يُجْعَلُ مُعْظَمُ الْمَيِّتِ عَنْ يَمِينِ الْمُصَلِّي فَحِينَئِذٍ يَكُونُ رَأْسُ الذَّكَرِ جِهَةَ يَسَارِ الْمُصَلِّي وَالْأُنْثَى بِالْعَكْسِ إذَا لَمْ تَكُنْ عِنْدَ الْقَبْرِ الشَّرِيفِ أَمَّا إذَا كَانَتْ هُنَاكَ فَالْأَفْضَلُ جَعْلُ رَأْسِهَا عَلَى الْيَسَارِ كَرَأْسِ الذَّكَرِ لِيَكُونَ رَأْسُهَا جِهَةَ الْقَبْرِ الشَّرِيفِ سُلُوكًا لِلْأَدَبِ كَمَا قَالَهُ بَعْضُ الْمُحَقِّقِينَ .


Dalam kitab al-Bujairomi terdapat keterangan yang redaksinya “Dan kepala mayat laki-laki diletakkan disebelah kirinya imam shalat janazah, sebagian besar anggota tubuh mayat diletakkan sebelah kanannya berbeda dengan kebiasaan shalat janazah yang terjadi sekarang ini. 

Sedang kepala mayat wanita serta khuntsa (orang berkelamin ganda) diletakkan disebelah kanan imam.


Kesimpulan “Sesungguhnya sebagian besar anggota mayat saat dishlalatkan berada disebelah kanan orang yang menshalatinya, maka kepala mayat laki-laki berada disebelah kirinya orang yang shalat janazah sedang wanita kebalikannya, hal yang demikian bila tidak berada pada kuburan yang mulia sedang bila disana maka sebaiknya meletakkan kepala mayat wanita disebelah kiri orang yang menshalatinya seperti mayat lelaki agar kepalanya kearah kuburan yang mulia demi menjaga sopan santun seperti keterangan yang disampaikan sebagian ulama yang muhaqqiqiin”.

(Tuhfatul Muhtaj)


المالكية قالوا: ليس لصلاة الجنازة سنن، بل لها مستحبات، وهي الإسرار بها؛ ورفع اليدين عند التكبيرة الأولى فقط حتى يكونا حذو أذنيه، كما في الإحرام لغيرها من الصلوات، وابتداء الدعاء بحمد الله تعالى، والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم، كما تقدم؛ ووقوف الإمام والمنفرد على وسط الرجل، وعند منكبي المرأة، ويكون رأس الميت عن يمينه، رجلاً كان أو امرأة، إلا في الروضة الشريفة، فإنه يكون عن يساره ليكون جهة القبر الشريف؛ وأما المأموم فيقف خلف الإمام كما يقف في غيرها من الصلاة، وقد تقدم في صلاة الجماعة؛ وجهر الإمام بالسلام والتكبير بحيث يسمع من خلفه، وأما غيره فيسر فيها.


Ulama Malikiyah berkata :

Tidak ada hal yang disunnahkan dalam pelaksanaan shalat jenazah, namun ada hal-hal yang dianjurkan, antara lain merendahkan suara. Mengangkat tangan ketika takbir yang pertama hingga sampai di hadapan kedua telinga sebagaimana takbiratul ihram pada shalat lainnya, namun pada takbir yang pertama saja, tidak pada takbir-takbir lainnya. Memulai doa dengan bertahmid kepada Allah ds dan bershalawat kepada Nabi. 


Bagi orang yang melaksanakan shalat jenazah seorang diri atau bagi imam hendaknya berdiri tepat berhadapan dengan bagian pusat tubuh jenazah apabila laki-laki dan tepat berhadapan dengan bahunya jika jenazahnya perempuan. 


Sementara kepala jenazah berada di sisi kanan imam, baik jenazah itu laki-laki ataupun perempuan.

kecuali jika shalat jenazahnya dilakukan di Raudhah (salah satu lokasi di Masjid Nabawi), hendaknya kepala jenazah itu berada di sisi kiri imam, agar jenazah itu menghadap ke arah makam Nabi.

Sementara bagi makmum, mereka hanya cukup berdiri di belakang imamnya sebagaimana pada shalat-shalat lainnya. Khusus untuk ucapan salam dan ucapan takbir dianjurkan bagi imam untuk melantangkan suaranya, agar terdengar oleh para makmum di belakangnya, sedangkan selain kedua ucapan itu hendaknya dia merendahkan suaranya.

(Alfiqhu ala madzahib arbaa'ah  l / 475)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url