Fiqih JUAL-BELI, Makna dan Praktek Secara Syar'i
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (25)
PERTANYAAN :
1) Ukhty Hijrah muslimah
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Boleh berbagi ilmunya ustadz/ustadzah kepada ana yang masih fakir ilmu ini ☺๐
Ana ingin bertanya, tentang "JUAL BELI"
Kalau secara syar'i jual beli itu artinya apa yach?
Dan apakah seorang pekerja pedagang wajib untuk mengetahui hukum jual beli itu?
Mohon penjelasannya yach dan sebelumnya ana ucapkan terimakasih ๐๐
JAWABAN
1) Ustadz Abdullah Sidiq I
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
ุงูุจูุน.
ุชุนุฑููู ูู ูู ุงููุบุฉ ู ูุงุจูุฉ ุดูุก ุจุดูุก ูู ูุงุจูุฉ ุงูุณูุนุฉ ุจุงูุณูุนุฉ ุชุณู ู ุจูุนุงً ูุบุฉ ูู ูุงุจูุชูุง ุจุงูููุฏ، ูููุงู ูุฃุญุฏ ุงูู ุชูุงุจููู ู ุจูุน ูููุขุฎุฑ ุซู ู.
JUAL BELI.
Pengertiannya Secara bahasa berarti menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Maka, menukar suatu barang dengan barang lainnya (barter) disebut jual beli menurut arti bahasa, sama seperti menukar suatu barang dengan uang.
Barang pihak yang pertama disebut barang yang diperjualbelikan (ู ุจูุน), barang pihak kedua disebut harga (ุซู ู).
---
ุงูุดุงูุนูุฉ - ูุงููุง: ุงูุจูุน ูู ุงูุดุฑุน ู ูุงุจูุฉ ู ุงู ุจู ุงู ุนูู ูุฌู ู ุฎุตูุต، ุฃู ุนูุฏ ุฐู ู ูุงุจูุฉ ู ุงู ุจู ุงู ุงูุฎ، ูุงูู ุฑุงุฏ ุจุงูู ูุงุจูุฉ ุงูู ุนุงูุถุฉ. ููู ุฃู ูุฏูุน ูู ูุงุญุฏ ู ู ุงูุฌุงูุจูู ุนูุถุงً ููุขุฎุฑ، ูุชุฎุฑุฌ ุจุฐูู ุงููุจุฉ ูุฃููุง ุชู ููู ุจูุง ุนูุถ ูู ุงูุญูุงุฉ، ููููู: ู ุงู ุจู ุงู ุฎุฑุฌ ุจู ุนูุฏ ุงูููุงุญ ูุฃูู ู ูุงุจูุฉ ู ุงู ุจุบูุฑู. ููููู ุนูู ูุฌู ู ุฎุตูุต. ุงูุบุฑุถ ู ูู ุฃู ุฑุงู: ุงูุฃูู ุฃู ูููู ุฐูู ุงูุนูุฏ ู ููุฏุงً ูู ูู ุงูุนูู ุฃู ูู ูู ุงูู ููุนุฉ ุนูู ุงูุชุฃุจูุฏ ูุญู ุงูู ุฑูุฑ، ูุจุฐูู ุชุฎุฑุฌ ุงูุฅุฌุงุฑุฉ ูุฃููุง ุชู ููู ู ููุนุฉ ู ูุฏุฑุฉ ุจู ุฏุฉ ุจุนูุถ. ุงูุซุงูู: ุฃู ูุง ูููู ุฐูู ุงูุนูุฏ ุนูู ูุฌู ุงููุฑุจุฉ ููุฎุฑุฌ ุจู ุงููุฑุถ، ูุฃูู ุชู ููู ููุนูู ุนูู ุฃู ูุฑุฏ ู ุซููุง.
Menurut madzhab Asy-Syafi'i, jual beli menurut istilah syariat adalah "Penggantian" suatu harta benda dengan harta benda lainnya "secara khusus" yakni suatu akad yang memiliki aktivitas penggantian suatu harta benda dengan harta benda lainnya.
Yang dimaksud dengan "penggantian" ialah saling memberi ganti. Masing-masing pihak menyerahkan kompensasi satu sama lain.
Maka hibah tidak termasuk jual beli karena hibah adalah pemberian sesuatu saat masih hidup untuk dimiliki tanpa ada barang lain sebagai kompensasi bagi si pemberi.
Kalimat "secara khusus" berarti punya dua tujuan:
๐ Pertama, akad itu berfungsi memiliki suatu barang atau manfaat (jasa) untuk selamanya.
Dengan demikian, ijarah (penyewaan) tidak tercakup dalam definisi ini karena ijarah adalah memiliki suatu manfaat (jasa) untuk sementara.
๐ Kedua, akad tersebut bukan dalam rangka ibadah. Maka, pinjaman tidak tercakup dalam definisi ini karena pinjaman ialah memiliki sesuatu dengan syarat mengembalikan yang sama seperti itu.
(Alfiqhul ala madzahib arbaah ll /139)
JAWABAN:
2) Ustadz Muhammad Wgn
Wa alaikumus Salaam....
dalam kitab Kifรขyatul Akhyar, Syekh Taqiyuddin Al Husny menjelaskan pengertian jual beli menurut Islam adalah :
ุงูุจูุน ูู ุงููุบุฉ ุฅุนุทุงุก ุดูุก ูู ู ูุงุจูุฉ ุดูุก ููู ุงูุดุฑุน ู ูุงุจูุฉ ู ุงู ุจู ุงู ูุงุจููู ููุชุตุฑู ุจุฅูุฌุงุจ ููุจูู ุนูู ุงููุฌู ุงูู ุฃุฐูู ููู
Jual beli secara bahasa adalah bermakna memberikan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain (barter). Jual beli menurut syara’ bermakna pertukaran harta dengan harta untuk keperluan tasharruf/pengelolaan yang disertai dengan lafadh ijab dan qabul menurut tata aturan yang diidzinkan (sah).” (Lihat: Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny, Kifรขyatul Akhyar fi hilli Ghรขyati al-Ikhtishรขr, Surabaya: Al-Hidayah, 1993: 1/239)
Hukum mempelajari ilmu jual beli...
jika seorang pedagang tidak mengetahui seluk beluk halal dan haramnya dalam sebuah muamalah, maka ia akan tertimpa keburukan dan akan terjerumus kedalam yang haram seperti Riba, Penipuan dan yang lainnya.
Sebagaimana yang disampaikan oleh ‘Ali bin Abi Radhiyallahu Anhu, beliau berkata:
ู َْู ุงุชَّุฌَุฑَ َูุจَْู ุฃَْู َูุชََََّููู ุงุฑْุชَุทَู َ ِูู ุงูุฑِّุจَุง ุซُู َّ ุงุฑْุชَุทَู َ ุซُู َّ ุงุฑْุชَุทَู َ
“Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus....
Jawaban:
3) Akhy Hamzah
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Ada berbagai macam definisi mengenai al bai’ atau jual beli. Namun definisi yang paling mendekati sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Qudamah,
ู ُุจَุงุฏََูุฉُ ุงูู ุงَِู ุจِุงْูู َุงِู ِูุบَุฑْุถِ ุงูุชَّู َُِّูู
“Menukar harta dengan harta (ada timbal balik) dengan tujuan kepemilikan” (Al Mughni’, 6: 5)
Mengetahui hukum jual beli merupakan bagian yang sangat penting karena setiap hari kita melakukan aktivitas ini
Oleh karena itu mengenal hukum jual beli, mengenal yang halal dan haram, harus diketahui oleh setiap individu. Yang dimaksud di sini adalah hukum jual beli yang di mana jika tidak dipelajari seseorang akan terjerumus dalam keharaman.
Abu Bakr bin Jama’ah Al Hawari menulis kitab Al Buyu’ (masalah jual beli) adalah ketika ia diminta menulis kitab halal-haram. Lalu yang ia susun adalah tentang masalah jual beli. Karena siapa yang tidak mengenal hukum jual beli, maka ia tidak bisa selamat dari yang haram, memakan riba, atau jual belinya jadi tidak sah. Jadi supaya seseorang bisa memakan yang halal, maka harus melakukan muamalah yang halal.
Lihatlah ‘Umar bin Khottob sampai menyuruh orang keluar dari pasar ketika tidak mengetahui halal dan haram dalam berdagang.
Demikian pula Zaid sampai mengurungkan jihadnya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ia bertaubat. Ini terjadi ketika Zaid melakukan telah melakukan muamalah yang tidak sah.
Allahu a'lam
jAWABAN:
4) Teteh Rina Leriyani I
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Menurut imam nawawi dan ibnu qadamah jual beli adalah tukar menukar (maal)barang atau harta
ุงูุจูุน ูุบุฉ: ู ูุงุจูุฉ ุดูุก ุจุดูุก، ููู ู ู ุฃุณู ุงุก ุงูุฃ ุถุฏุงุฏ ุฃู ุงูุชู ุชุทูู ุนูู ุงูุดูุก ูุนูู ุถุฏู، ู ุซู ุงูุดุฑุงุก ูู ุง ูู ูููู ุชุนุงูู: {ูุดุฑูู ุจุซู ู ุจุฎุณ}
ููุณู:20/ 12] ุฃู ุจุงุนูู، ููููู ุณุจุญุงูู: {ููุจุฆุณ ู ุง ุดุฑูุง ุจู ุฃููุณูู } [ุงูุจูุฑุฉ:102/ [2]] ูููุงู ููู ู ู ุงูู ุชุนุงูุฏูู: ุจุงุฆุน ูุจّูุน، ูู ุดุชุฑ ูุดุงุฑ.
ูุงุตุทูุงุญุงً ุนูุฏ ุงูุญูููุฉ: ู ุจุงุฏูุฉ ู ุงู ุจู ุงู ุนูู ูุฌู ู ุฎุตูุต ุฃู ูู ู ุจุงุฏูุฉ ุดูุก ู ุฑุบูุจ ููู ุจู ุซูู ุนูู ูุฌู ู ููุฏ ู ุฎุตูุต ุฃู ุจุฅูุฌุงุจ ุฃู ุชุนุงุทٍ. ูุฎุฑุฌ ุจููุฏ: (ู ููุฏ) ู ุง ูุง ูููุฏ ูุจูุน ุฏุฑูู ุจุฏุฑูู . ูุบูุฑ ุงูู ุฑุบูุจ: ู ุซู ุงูู ูุชุฉ ูุงูุฏู ูุงูุชุฑุงุจ.
ููุงู ุงููููู ูู ุงูู ุฌู ูุน: ุงูุจูุน: ู ูุงุจูุฉ ู ุงู ุจู ุงู ุชู ูููุงً.
ูุนุฑูู ุงุจู ูุฏุงู ุฉ ูู ุงูู ุบูู: ู ุจุงุฏูุฉ ุงูู ุงู ุจุงูู ุงู ุชู ูููุงً ูุชู ููุงً.
Secara etimologi, jual beli adalah proses tukar-menukar barang dengan barang. Kata bay' yang artinya jual beli termasuk kata bermakna ganda yang berseberangan, seperti halnya kata syiraa' yang termaktub dalam ayat,
"Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga rendah." (Yusuf: 20)
"Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir."
(alBaqarah: 102)
Baik penjual maupun pembeli dinamakan baa'i'un dan bayyi'un, musytarin dan syaarin.
Secara terminologi, jual beli menurut ulama Hanafi adalah tukar-menukar maal (barang atau harta) dengan maal yang dilakukan dengan cara tertentu. Atau, tukar-menukar barang yang bernilai dengan semacamnya dengan cara yang sah dan khusus, yakni ijab-qabul atau mu'aathaa' (tanpa ijab qabul). Dengan demikian, jual beli satu dirham dengan satu dirham tidak termasuk jual beli, karena tidak sah. Begitu pula, jual beli seperti bangkai, debu, dan darah tidak sah, karena ia termasuk jual beli barang yang tidak disenangi.
Imam Nawawi dalam kitab Majmu'mengatakan bahwa jual beli adalah tukar-menukar barang dengan barang dengan maksud memberi kepemilikan.
Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mugnia mendefinisikan jual beli dengan tukar-menukar barang dengan barang yang bertujuan memberi kepemilikan dan menerima hak milik.
(Alfiqhul islam wa
Adilatuhu)
jawaban:
5) cik Gu Vitha Finalia
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ๐๐
Jual beli menurut syariat ialah pertukaran harta dengan harta atau kata lain ialah menukar barang dengan barang, bisa juga menukar barang dengan uang dengan jalan melepas hak milik atas dasar saling merelakan.
ุงูุจูุน ู ุนูุงู ูุบุฉ: ู ุทูู ุงูู ุจุงุฏูุฉ. ูููุธ ุงูุจูุน ูุงูุดุฑุงุก ูุทูู ูู ู ููู ุง ุนูู ู ุง ูุทูู ุนููู ุงูุงุฎุฑ، ููู ุง ู ู ุงูุงููุงุธ ุงูู ุดุชุฑูุฉ ุจูู ุงูู ุนุงูู ุงูู ุชุถุงุฏุฉ ููุฑ ุงุฏ ุจูุจูุน ุดุฑุนุง ู ุจูุฏูุฉ ู ุงู ููู ู ุดุฑูุนูุชู : ุงูุจูุน ู ุดุฑูุน ุจุงููุชุงุจ ูุงูุณูุฉ ูุฅุฌู ุงุน ุงูุงู ุฉ.
Secara bahasa, kata bai'berarti pertukaran secara mutlak. Masing-masing dari kata bai' dan syirh' digunakan untuk menunjuk sesuatu yang ditunjuk oleh yang lain. Dan, keduanya adalah kata-kata yang memiliki dua makna atau lebih dengan makna-makna yang saling bertentangan.
Jual beli dalam syariat maksudnya adalah pertukaran harta dengan harta" dengan dilandasi saling rela atau pemindahan kepemilikan, dengan penukaran dalam bentuk yang diizinkan.
Wajib.
Agar para pekerja dagang terhindar dari transaksi-transaksi yang rusak, yang dapat melanggar aturan dalam syariat Islam.
ูุฌุจ ุนูู ูู ู ู ุชุตุฏู ูููุณุจ ุฃู ูููู ุนุงูู ุง ุจู ุง ูุตุญุญู ูููุณุฏู ูุชูุน ู ุนุงู ูุชู ุตุญูุญุฉ، ูุชุตุฑูุงุชู ุจุนูุฏุฉ ุนู ุงููุณุงุฏ. ููุฏ ุฑูู ุฃู ุนู ุฑ، ุฑุถู ุงููู ุนูู، ูุงู ูุทูู ุจุงูุณูู ููุถุฑุจ ุจุนุถ ุงูุชุฌุงุฑ ุจุงูุฏุฑุฉ، ููููู: (ูุง ูุจุน ูู ุณูููุง ุฅูุง ู ู ูููู، ูุฅูุง ุฃูู ุงูุฑุจุง، ุดุงุก ุฃู ุฃุจู) . ููุฏ ุฃูู ู ูุซูุฑ ู ู ุงูู ุณูู ูู ุงูุงู ุชุนูู ุงูู ุนุงู ูุฉ ูุฃุบูููุง ูุฐู ุงููุงุญูุฉ ูุฃุตุจุญูุง ูุง ูุจุงููู ุจุฃูู ุงูุญุฑุงู ู ูู ุง ุฒุงุฏ ุงูุฑุจุญ ูุชุถุงุนู ุงููุณุจ. ููุฐุง ุฎุทุฃ ูุจูุฑ ูุฌุจ ุฃู ูุณุนู ูู ุฏุฑุฆู ูู ู ู ูุฒุงูู ุงูุชุฌุงุฑุฉ، ููุชู ูุฒ ูู ุงูู ุจุงุญ ู ู ุงูู ุญุธูุฑ، ููุทูุจ ูู ูุณุจู ููุจุนุฏ ุนู ุงูุดุจูุงุช ุจูุฏุฑ ุงูุงู ูุงู. ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : (ุทูุจ ุงูุนูู ูุฑูุถุฉ ุนูู ูู ู ุณูู ูู ุณูู ุฉ) .ูููุชูุจู ููุฐุง ู ู ูุฑูุฏ ุฃู ูุฃูู ุญูุงูุง ูููุณุจ ุทูุจุง ููููุฒ ุจุซูุฉ ุงููุงุณ ูุฑุถู ุงููู.
Bagi orang yang bekerja untuk mencari penghasilan, dia berkewajiban mengetahui dasar-dasar muamalah sehingga muamalah yang dijalankannya benar dan transaksi-transaksinya jauh dari kerusakan. Diriwayatkan dari Umar ra. bahwasanya dia pernah berkeliling di pasar dan memukul sebagian pedagang dengan tongkatnya seraya berkata, "Tidak boleh berdagang di pasar kami kecuali orang yang menahami agama. Jika tidak, maka dia akan memakan riba, baik dia kehendaki maupun tidak dia kehendaki Saat sekarang, banyak di antara kaum Muslimin yang mengabaikan ilmu tentang muamalah dan melalaikannya. Mereka tidak peduli jika memakan harta yang haram, asal keuntungan yang didapatkannya bertambah dan penghasilannya berlipat. Hal semacam ini merupakan kesalahan besar yang harus dihindari oleh setiap orang yang menekuni perdagangan, agar dia dapat membedakan antara yang halal dan yang haram, dan agar penghasilannya menjadi baik dan jauh dari perkara-perkara yang syubhat.
Rasulullah bersabda :
"Menuntut ilmu wajib atas setiap Muslim dan Muslimah."
Sudah semestinya hal ini diperhatikan oleh orang yang ingin memakan harta yang halal, memperoleh penghasilan yang baik, dan mendapatkan kepercayaan manusia dan ridha Allah.
(Fights sunnah, juz 3 / hal. 89)
Jawaban:
6) Ustadz Nderek Dawuh
Walaikumsalam warohmatulahi wabarokatuh
Robbisrohli Sodri wayassirli amri wahlul 'uqdatanmillisani yafqohu qouli
๐ฃ️Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar (ูุชุญ ุงููุฑูุจ ุงูู ุฌูุจ ูู ุดุฑุญ ุฃููุงุธ ุงูุชูุฑูุจ ุฃู ุงูููู ุงูู ุฎุชุงุฑ ูู ุดุฑุญ ุบุงูุฉ ุงูุฅุฎุชุตุงุฑ)
Ketika mushannif telah selesai menjelaskan interaksi dengan Sang Pencipta yaitu ibadah, maka beliau bergegas menjelaskan tentang interaksi sesama makhluk. Beliau berkata,
dan selainnya dari bentuk-bentuk transaksi seperti qiradl (investasi) dan syirkah (kerjasama).
Lafadz “al buyu’” adalah bentuk kalimat jama’ dari lafadz “bai’”.
Bai’ / jual beli secara bahasa adalah menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Maka mencakup sesuatu yang bukan harta seperti khamr.
Adapun bai’ secara syara’, maka keterangan paling baik yang digunakan untuk mendefinisikan adalah sesungguhnya bai’ adalah memberikan milik berupa benda yang berharga dengan cara barter (tukar) dengan izin syara’, atau memberikan milik berupa manfaat yang mubah untuk selamanya dengan harga berupa benda yang bernilai.
Dengan bahasa “barter/tukar”, mengecualikan hutang. Dan dengan bahasa “izin syar’i”, mengecualikan riba.
Termasuk di dalam manfaat adalah memberikan milik hak untuk membangun.
Dengan bahasa “tsaman/harga”, mengecualikan ongkos di dalam akad sewa, karena sesungguhnya ujrah / ongkos tidak disebut tsanam
๐ฃ️๐ฃ️Pembagian Jual Beli
Jual beli ada tiga perkara.
Salah satunya adalah menjual barang yang terlihat, maksudnya hadir -di tempat transaksi-, maka hukumnya boleh.
Ketika syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu mabi’ (barang yang dijual) berupa barang yang suci, memiliki manfaat, mampu diserahkan, dan orang yang melakukan transaksi memiliki hak untuk menguasai barang tersebut.
Di dalam akan jual beli harus ada ijab (serah) dan qabul (terima).
Yang pertama (ijab) seperti ucapan penjual atau orang yang menempati posisinya, “aku menjual padamu” dan “aku memberikan hak milik padamu dengan harga sekian.”
Yang ke dua (qabul) seperti ucapan pembeli atau orang yang menempati posisinya, “aku membelinya”, dan ucapan, “aku menerima kepemilikan” dan kata-kata yang semakna dengan keduanya.
Yang kedua dari tiga macamnya jual beli adalah menjual barang yang diberi sifat yang masih menjadi tanggungan. Dan bentuk ini disebut dengan akad salam.
Maka hukumnya boleh ketika di dalam akad salam tersebut telah ditemukan sifat-sifat yang digunakan untuk mensifati, yaitu sifat-sifat akad salam yang akan dijelaskan di fasal “Salam”.
Bentuk yang ke tiga adalah menjual barang samar yang tidak terlihat oleh kedua orang yang melakukan akad. Maka menjual barang tersebut tidak boleh.
Yang dikehendaki dengan jawaz / boleh di dalam ke tiga bentuk ini adalah sah.
Sesungguhnya perkataan mushannif, “tidak terlihat”, menunjukkan bahwa sesungguhnya jika barang yang akan dijual sudah dilihat kemudian tidak ada saat akad berlangsung, maka hukumnya diperbolehkan, akan tetapi hal ini bila terjadi pada barang yang biasanya tidak sampai berubah pada masa di antara melihat dan membelinya
๐ฃ️๐ฃ️๐ฃ️Syarat Barang Yang Dijual
Hukumnya sah menjual setiap barang yang suci, memiliki manfaat dan dimiliki.
Mushannif menjelaskan mafhum dari perkara-perkara ini di dalam perkataan beliau,
Tidak sah menjual barang najis dan barang yang terkena najis seperti khamr, minyak, cuka yang terkena najis dan sesamanya yaitu barang-barang yang tidak mungkin untuk disucikan lagi.
Tidak sah menjual barang yang tidak ada manfaatnya seperti kalajengking, semut, binatang buas yang tidak bermanfaat
Wallahu Alam..