SAH TIDAK SHOLAT PAKAI MUKENA ATAU SARUNG TIPIS.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
MUKENA DAN SARUNG YANG TERLALU TIPIS BERPOTENSI MENGAKIBATKAN SHALATNYA TIDAK SAH.
Salah satu syarat sah shalat adalah tertutupnya aurat. Terkadang sebagian orang menggunakan pakaian yang masih terlalu tipis dan transparan , yang masih bisa terlihat warna kulitnya di mata orang lain yang memandang jarak dekat.
Solusi dari permasalahan ini adalah tidak menggunakan pakaian tersebut, ataupun tetap digunakan tetapi menggunakan rangkapan baju yang lain.
Pakaian yang tipis yang tembus pandang terlihat warna kulitnya dianggap tidak sah shalatnya, karena hal tersebut tidak ada manfaatnya dalam tujuan menutup aurat. Hal ini semisal juga badan yang ditutup kaca atau plastik bening saja.
Seandainya saja hanya punya pakaian ketat saja , maka tidak apa apa shalat menggunakan pakaian ketat tersebut yang penting tidak transparan, jika punyanya hanya pakaian itu saja.
Imam Nawawi berkata :
قال المصنف رحمه الله :
(وَيَجِبُ سَتْرُ الْعَوْرَةِ بِمَا لَا يَصِفُ لَوْنَ الْبَشَرَةِ مِنْ ثَوْبٍ صَفِيقٍ أَوْ جِلْدٍ أَوْ وَرَقٍ فَإِنْ سَتَرَ بِمَا يَظْهَرُ مِنْهُ لَوْنُ الْبَشَرَةِ مِنْ ثَوْبٍ رَقِيقٍ لَمْ يَجُزْ لِأَنَّ الستر لا يحصل بذلك)
(الشَّرْحُ) : قَالَ أَصْحَابُنَا يَجِبُ السَّتْرُ بِمَا يَحُولُ بَيْنَ النَّاظِرِ وَلَوْنِ الْبَشَرَةِ فَلَا يَكْفِي ثَوْبٌ رَقِيقٌ يُشَاهَدُ مِنْ وَرَائِهِ سَوَادُ الْبَشَرَةِ أَوْ بَيَاضُهَا وَلَا يَكْفِي أَيْضًا الْغَلِيظُ الْمُهَلْهَلُ النَّسْجِ الذى يظهر بعض الْعَوْرَةَ مِنْ خَلَلِهِ فَلَوْ سَتَرَ اللَّوْنَ وَوَصَفَ حَجْمَ الْبَشَرَةِ كَالرُّكْبَةِ وَالْأَلْيَةِ وَنَحْوِهِمَا صَحَّتْ الصَّلَاةُ فِيهِ لِوُجُودِ السَّتْرِ وَحَكَى الدَّارِمِيُّ وَصَاحِبُ الْبَيَانِ وَجْهًا أَنَّهُ لَا يَصِحُّ إذَا وَصَفَ الْحَجْمَ وَهُوَ غَلَطٌ ظَاهِرٌ وَيَكْفِي السَّتْرُ بِجَمِيعِ أَنْوَاعِ الثِّيَابِ وَالْجُلُودِ وَالْوَرَقِ وَالْحَشِيشِ الْمَنْسُوجِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا يَسْتُرُ لَوْنَ الْبَشَرَةِ وَهَذَا لَا خِلَافَ فِيهِ وَلَوْ سَتَرَ بعض عورته بشئ مِنْ زُجَاجٍ بِحَيْثُ تُرَى الْبَشَرَةُ مِنْهُ لَمْ تَصِحَّ صَلَاتُهُ بِلَا خِلَافٍ وَلَوْ وَقَفَ فِي مَاءٍ صَافٍ لَمْ تَصِحَّ صَلَاتُهُ إلَّا إذَا غَلَبَتْ الْخُضْرَةُ لِتَرَاكُمِ الْمَاءِ فَإِنْ انْغَمَسَ إلَى عُنُقِهِ وَمَنَعَتْ الْخُضْرَةُ رُؤْيَةَ لَوْنِ الْبَشَرَةِ أَوْ وَقَفَ فِي مَاءٍ كَدِرٍ صَحَّتْ عَلَى الْأَصَحِّ وَصُورَةُ الصَّلَاةِ فِي الْمَاءِ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى جِنَازَةٍ وَلَوْ طَيَّنَ عَوْرَتَهُ فَاسْتَتَرَ اللَّوْنُ أَجْزَأَهُ عَلَى الصَّحِيحِ وَبِهِ قَطَعَ الْأَصْحَابُ سَوَاءٌ وَجَدَ ثَوْبًا أَمْ لَا وَفِيهِ وَجْهٌ حَكَاهُ الرَّافِعِيُّ أَنَّهُ لَا يَصِحُّ وَهُوَ شَاذٌّ مَرْدُودٌ
Imam Asy-Syairazi berkata:
(Dalam menutup aurat diwajibkan menggunakan pakaian yang tidak menggambarkan warna kulit, yaitu pakaian yang tebal, pakaian dari kulit, atau pakaian dari daun. Jika aurat ditutup dengan pakaian yang tipis, maka ini tidak diperkenankan, karena penutupan aurat tidak terpenuhi.)
(Penjelasan)
Para ulama Syafiiyah berkata : Dalam menutup aurat diwajibkan menggunakan pakaian yang menghalangi orang lain melihat warna kulit. Dengan demikian, pakaian yang tipis tidak cukup untuk menutupi aurat, karena dari balik pakaian yang tipis masih dapat terlihat warna kulit yang hitam atau putih.
Tidak cukup pula dengan menggunakan pakaian yang tebal namun dengan tenunan yang jarang dan menampakkan aurat dari sela-selanya.
Seandainya dapat menutupi warna kulit namun menggambarkan bentuk seperti lutut, pantat, dan semacamnya, maka shalatnya sah dengan mengenakan pakaian seperti itu lantaran adanya penutup."
Ad-Darimi dan penulis Al bayan menyampaikan satu pandangan yang menyatakan bahwa itu tidak sah bila menggambarkan bentuk tubuhnya. Namun pandangan ini jelas keliru.
Menutup aurat dapat menggunakan segala macam pakaian, kulit, daun, rumput yang ditenun, dan lainnya yang dapat menutupi warna kulit. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini.
Seandainya dia menutup sebagian aurat dengan kaca yang dapat memperlihatkan kulit, maka shalatnya tidak sah, tanpa perbedaan pendapat. seandainya dia berdiri di air yang jernih, maka shalatnya tidak sah, kecuali air didominasi warna hijau lantaran banyaknya jumlah air. Jika air merendam hingga Iehernya dan warna air yang kehijauan menghalangi pandangan orang lain dari warna kulit, atau dia berdiri di air yang keruh maka shalatnya sah, berdasarkan pendapat yang ashah.
(Majmu' Syarah Muhadzdzab lll / 171)
فالواجب الستر بما يستر لون البشرة ولايصفها من ثوب صفيق أو جلد أو ورق، فإن كان الثوب خفيفاً أو رقيقاً يصف ما تحته أو يتبين لون الجلد من ورائه، فيعلم بياضه أو حمرته، لم تجز الصلاة به؛ لأن الستر لا يحصل بذلك.
Wajib menutup aurat dengan menggunakan kain tebal, kulit, atau kertas yang dapat menyembunyikan warna kulit dan juga tidak menjelaskan sifatnya. Jika kainnya tipis atau tenunannya jarang-jarang, sehingga dapat menampakkan apa yang di bawahnya atau dapat menggambarkan warna kulitnya hingga tampak kulit pemakai yang cerah atau kemerah-merahan, maka kain tersebut tidak memenuhi syarat untuk digunakan shalat, karena tujuan menutup aurat tidak tercapai.
(Alfiqhul lslam wa Adillatuhu l / 579)