Makna HADITS Muslim no 2965. Allah Mencintai Orang Kaya Tersembunyi. - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

Makna HADITS Muslim no 2965. Allah Mencintai Orang Kaya Tersembunyi.



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (49)

PERTANYAAN :
1)Thy Amanda Sunarsih Arsi ..

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
Selamat Malam Ustadz/dzah dan Sahabat Grub MIFAH semua 😊🙏
Mau izin numpang Tanya nich sahabat Semua 

Rasulullah ﷺ bersabda : 

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ

Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan tersembunyi 
(HR Muslim nomor 2965)

Apa maksud hadits Allah mencintai orang kaya dan tersembunyi ?!⁉️⁉️


JAWABAN:
1)Ustadz Abdullah Sidiq I 

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 

Allah mencintai orang kaya , maksudnya adalah orang yang kaya jiwanya
Allah mencintai orang tersembunyi,   maksudnya adalah orang yang fokus beribadah dan memperbaiki diri yang dimana memang keadaannya harus tersembunyi.
Tidak mencari kepopuleran , rasa ingin terkenal dan demi menghindari fitnah. 

Adapun jika tidak dalam keadaan demikian , maka bergaul dan bersosial adalah lebih utama.

Rasulullah ﷺ bersabda : 

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ

Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan tersembunyi 
(HR Muslim nomor 2965)

Rasulullah ﷺ bersabda :

 لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki itu adalah kaya akan jiwa.
(HR Muslim nomor 1051)

Nabi ﷺ bersabda :

الْمُسْلِمُ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنْ الْمُسْلِمِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ 

Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka.
(HR Tirmidzi nomor 2507)

Imam Nawawi menjelaskan: 

قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّ اللَّه يُحِبّ الْعَبْد التَّقِيّ الْغَنِيّ الْخَفِيّ ) الْمُرَاد بِالْغِنَى غِنَى النَّفْس ، هَذَا هُوَ الْغِنَى الْمَحْبُوب لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْس " وَأَشَارَ الْقَاضِي إِلَى أَنَّ الْمُرَاد الْغِنَى بِالْمَالِ . وَأَمَّا ( الْخَفِيّ ) فَبِالْخَاءِ الْمُعْجَمَة ، هَذَا هُوَ الْمَوْجُود فِي النُّسَخ ، وَالْمَعْرُوف فِي الرِّوَايَات ، وَذَكَرَ الْقَاضِي أَنَّ بَعْض رُوَاة مُسْلِم رَوَاهُ بِالْمُهْمَلَةِ ، فَمَعْنَاهُ بِالْمُعْجَمَةِ الْخَامِل الْمُنْقَطِع إِلَى الْعِبَادَة وَالِاشْتِغَال بِأُمُورِ نَفْسه ، وَمَعْنَاهُ بِالْمُهْمَلَةِ الْوُصُول لِلرَّحِمِ ، اللَّطِيف بِهِمْ وَبِغَيْرِهِمْ مِنْ الضُّعَفَاء ، وَالصَّحِيح بِالْمُعْجَمَةِ . وَفِي هَذَا الْحَدِيث حُجَّة لِمَنْ يَقُول : الِاعْتِزَال أَفْضَل مِنْ الِاخْتِلَاط ، وَفِي الْمَسْأَلَة خِلَاف سَبَقَ بَيَانه مَرَّات . وَمَنْ قَالَ بِالتَّفْضِيلِ لِلِاخْتِلَاطِ قَدْ يُتَأَوَّل هَذَا عَلَى الِاعْتِزَال وَقْت الْفِتْنَة وَنَحْوهَا

Sabda Nabi :
( Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan tersembunyi)
Yang dimaksud dengan "kaya" disini adalah kaya jiwa. Inilah orang kaya yang dicintai, seperti yang disabdakan Nabi pada hadits lain :
(Akan tetapi maksudnya adalah orang yang kaya jiwa)
Al-Qadhi mengisyaratkan bahwa maksudnya adalah kaya harta. 

Adapun sabda Nabi:
Alkhafiy
(orang yang Tersembunyi)
Dengan kha' Mu' jamah, Demikianlah yang tertera di dalam cetakan kitab dan yang diketahui di dalam berbagai riwayat. Al-Qadhi menyebutkan bahwa sebagian perawi Muslim meriwayatkannya dengan Muhmalah , alhafiy

Makna Al-Khafiyy adalah orang yang memusatkan diri untuk beribadah dan menyibukkan diri dengan urusan-urusan pribadinya. 
Sedangkan makna Al-Hafiyy adalah orang yang selalu menyambung silaturrahim dan bersikap lembut kepada kaum kerabat serta orang lain seperti halnya orang-orang lemah. 
Yang benar adalah lafadz Al-Khafiyyu. 

Di dalam hadits ini terdapat hujjah bagi orang yang berpendapat bahwa mengasingkan diri lebih utama daripada bergaul dengan orang banyak. Di dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat yang penjelasannya telah disampaikan berulang kali. Sedangkan pihak yang berpendapat lebih utamanya bergaul dengan orang banyak mentakwil hadits ini bahwa tindakan mengasingkan diri tersebut dilakukan pada waktu terjadi fitnah dan semisalnya.
(Minhaj Syarah shahih Muslim XVIII / 400)

JAWABAN:
2) Teh Rina Leriyani I 

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Maksud hadits tersebut bahwa allah mencintai orang yang kaya hati , orang yang tetap tenang hatinya meski tertimpa masalah besar , dalam artian tenang tidak panik dan tidak galau berlebihan , bukan berarti masa bodoh dan tidak peduli dengan kewajibannya.

Begitupula seseorang dalam menghadapi sebuah kekacauan yang sekiranya diri ini tidak mampu untuk ikut mengatasi masalah dalam berurusan dengan orang banyak , adakalanya lebih baik kita mundur sedikit menyendiri dari sebuah kekacauan besar yang hanya membuat kita terjerumus lalai dengan kebaikan kebaikan yang lain , karena sesungguhnya kita hanya dibebani apa yang kita mampu saja.

Imam Nawawi menjelaskan :

الْمُرَاد بِالْغِنَى غِنَى النَّفْس ، هَذَا هُوَ الْغِنَى الْمَحْبُوب لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْس "
---
وَأَمَّا ( الْخَفِيّ ) ..
فَمَعْنَاهُ بِالْمُعْجَمَةِ الْخَامِل الْمُنْقَطِع إِلَى الْعِبَادَة وَالِاشْتِغَال بِأُمُورِ نَفْسه

Yang dimaksud dengan kekayaan di sini yaitu kekayaan jiwa. Inilah kekayaan yang disukai dikarenakan sabdanya pada hadits lain
"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, melainkan kekayaan adalah kekayaan jiwa." 
---
Adapun "menyendiri"
maka maknanya adalah seseorang yang tidak menampakkan peribadatannya dan mencurahkan dirinya untuk beribadah serta menyibukkan diri dengan  perkara-perkara yang berkaitan dengan dirinya sendiri.
(Minhaj syarah shahih muslim IX /351)

@semoga bermanfaat dan berkah ilmu nya ❣️✍️🙏👤
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url