Makna Ayat 33 Qs. AL_AHZAB (Tabaaruj) - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

Makna Ayat 33 Qs. AL_AHZAB (Tabaaruj)



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (40) 

PERTANYAAN :🍒🍒
بسم الله الرحمن الرحيم ..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Selamat sore sahabat "mifah"

Izin numpang tanya Ustadz/dzah kawan kawan sahabat semua 😊🙏
tentang Makna ayat  : 

وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ

Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu
(Qs Al ahzab : 33)

Tingkah laku jahiliyah ,,yg di maksud disini Tingkah laku yg bagai mana ?!

Affwan ,izin lanjut nyimax ✍️✍️bersama @semua orang 👤👤🍁🙏

JAWABAN:🍒🍒
1) Ustadz Abdullah Sidiq I 
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 

Tabaaruj = menampakkan sesuatu yang seharusnya ditutupi.
Jahiliyah yang dulu = jahiliyah sebelum turun ayat ini.

Kalau melihat dari 3 kitab Tafsir besar berikut ini:
1. Tafsir lbnu katsir 
2. Tafsir Qurthubi
3. Tafsir Thabari

Maka dapat disimpulkan adalah bahwa Tabarruj adalah menampakkan sesuatu , baik secara perkataan ataupun perbuatan yang mengundang gairah nafsu syahwat laki laki.
Diantaranya misalnya: 
1. Terbukanya aurat 
2. Memakai baju ketat atau tipis 
3. Memakai kain yang tidak diikat,  tidak terjahit atau tidak dikancing yang berpotensi tersingkap 
4. Berjalan berlenggak lenggok
5. Berjalan memilih melalui jalan yang ada lelakinya
6. Ikut nimbrung ketika suami sedang ngobrol dengan lelaki lain , apalagi dia keadaan tidak berpakaian lengkap. 
7. Berbicara mendayu dayu,  lemah gemulai,  mendesah dan genit 
8. Dan segala perbuatan yang mungkin asalnya adalah mubah , tetapi diniatkan untuk mencari perhatian dan syahwat para lelaki lain.🍒🍒

Dilihat dari 3 kitab :
👉Abu Ja'far ibnu Jarir Atthabari berkata : 

وقوله: ﴿وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلَيَّةِ الأولَى﴾
قيل: إن التبرج في هذا الموضع: التبختر والتكسر. ذكر من قال ذلك: حدثنا بشر، قال: ثنا يزيد، قال: ثنا سعيد، عن قتادة ﴿وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى﴾ : أي إذا خرجتن من بيوتكن، قال: كانت لهن مشية وتكسر وتغنج، يعني بذلك: الجاهلية الأولى، فنهاهن الله عن ذلك. حدثني يعقوب، قال: ثنا ابن علية، قال: سمعت ابن أَبي نجيح، يقول في قوله ﴿وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى﴾ قال: التبختر. وقيل إن التبرج هو إظهار الزينة، وإبراز المرأة محاسنها للرجال. وأما قوله ﴿تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى﴾ فإن أهل التأويل اختلفوا في الجاهلية الأولى؛ فقال بعضهم: ذلك ما بين عيسى ومحمد عليهما السلام.

Firman Allah: 
(janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang orang Jahiliyah yang dahulu)
Lafadz  Tabarruj di sini artinya berjalan berlenggak-lenggok sebagaimana dijelaskan dalam riwayat-riwayat berikut ini: 

Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami dari Qatadah, mengenai firman Allah :
(Dan Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang Jahiliyah yang dahulu )
ia berkata : 
Maksudnya adalah jika kalian keluar dari rumah kalian. Wanita-wanita Jahiliyah itu berjalan dengan berlenggak lenggok, lalu Allah melarang isti-istri Nabi untuk berbuat demikian.

Ya'qub menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Najih berkomentar mengenai firman Allah :
(Dan Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang Jahiliyah yang dahulu )
ia berkata : 
"Maksudnya adalah berjalan berlenggak lenggok.

Sebuah pendapat  mengatakan bahwa Tabarruj artinya menampakkan perhiasan, dan seorang wanita memperlihatkan sisi-sisi kecantikannya kepada kaum laki-laki.

Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam menakwili lafadz : (Jahiliyah yang dahulu)
Sebagian berpendapat bahwa maksudnya adalah Jahiliyah antara Nabi Isa dengan Nabi Muhammad.
(Tafsir Thabari , Jami'ul bayan fi Ta'wilil Qur'an X /294)

👉Imam Qurthubi berkata :

فَقَالَ: "وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجاهِلِيَّةِ الْأُولى ". وَقَدْ تَقَدَّمَ مَعْنَى التَّبَرُّجِ فِي "النُّورِ". وَحَقِيقَتُهُ إِظْهَارُ مَا سَتْرُهُ أَحْسَنُ، وَهُوَ مَأْخُوذٌ مِنَ السَّعَةِ، يُقَالُ: فِي أَسْنَانِهِ بَرَجٌ إِذَا كَانَتْ مُتَفَرِّقَةً، قَالَهُ الْمُبَرِّدُ.
---
الْكَلْبِيُّ: مَا بَيْنَ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ. قِيلَ: إِنَّ الْمَرْأَةَ كَانَتْ تَلْبَسُ الدِّرْعَ مِنَ اللُّؤْلُؤِ غَيْرَ مَخِيطِ الْجَانِبَيْنِ، وَتَلْبَسُ الثِّيَابَ الرِّقَاقَ وَلَا تُوَارِي بَدَنَهَا. 
---
أَبُو الْعَالِيَةِ: هِيَ زَمَانُ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ، كَانَ فِيهِ لِلْمَرْأَةِ قَمِيصٌ مِنَ الدُّرِّ غَيْرُ مَخِيطِ الْجَانِبَيْنِ. وَقَالَ أَبُو الْعَبَّاسِ الْمُبَرِّدُ: وَالْجَاهِلِيَّةُ الْأُولَى كَمَا تَقُولُ الْجَاهِلِيَّةُ الْجَهْلَاءُ، قَالَ: وَكَانَ النِّسَاءُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ الْجَهْلَاءِ يُظْهِرْنَ مَا يَقْبُحُ إِظْهَارُهُ، حَتَّى كَانَتِ الْمَرْأَةُ تَجْلِسُ مَعَ زَوْجِهَا وَخِلِّهَا فَيَنْفَرِدُ خِلُّهَا بِمَا فَوْقَ الْإِزَارِ إِلَى الْأَعْلَى، وَيَنْفَرِدُ زَوْجُهَا بِمَا دُونَ الْإِزَارِ إلى الأسفل، وبما سَأَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ الْبَدَلَ. وَقَالَ مُجَاهِدٌ: كَانَ النِّسَاءُ يَتَمَشَّيْنَ بَيْنَ الرِّجَالِ، فَذَلِكَ التَّبَرُّجُ. قَالَ ابْنُ عَطِيَّةَ: وَالَّذِي يَظْهَرُ عِنْدِي أَنَّهُ أَشَارَ لِلْجَاهِلِيَّةِ الَّتِي لَحِقْنَهَا، فَأُمِرْنَ بِالنُّقْلَةِ عَنْ سِيرَتِهِنَّ فِيهَا، وَهِيَ مَا كَانَ قَبْلَ الشَّرْعِ مِنْ سِيرَةِ الْكَفَرَةِ، لِأَنَّهُمْ كَانُوا لَا غَيْرَةَ عِنْدَهُمْ وَكَانَ أَمْرُ النِّسَاءِ دُونَ حِجَابٍ.
--- 
قُلْتُ: وَهَذَا قَوْلٌ حَسَنٌ. وَيُعْتَرَضُ بِأَنَّ الْعَرَبَ كَانَتْ أَهْلُ قَشَفٍ وَضَنْكٍ فِي الْغَالِبِ، وَأَنَّ التَّنَعُّمَ وَإِظْهَارَ الزِّينَةِ إِنَّمَا جَرَى فِي الْأَزْمَانِ السَّابِقَةِ، وَهِيَ الْمُرَادُ بِالْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى، وَأَنَّ الْمَقْصُودَ مِنَ الْآيَةِ مُخَالَفَةُ مَنْ قَبْلَهُنَّ مِنَ الْمِشْيَةِ عَلَى تَغْنِيجٍ وَتَكْسِيرٍ وَإِظْهَارِ
الْمَحَاسِنِ لِلرِّجَالِ، إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا لَا يَجُوزُ شَرْعًا. وَذَلِكَ يَشْمَلُ الْأَقْوَالُ كُلَّهَا وَيَعُمُّهَا فَيَلْزَمْنَ الْبُيُوتَ، فَإِنْ مَسَّتِ الْحَاجَةُ إِلَى الْخُرُوجِ فَلْيَكُنَّ عَلَى تَبَذُّلٍ وَتَسَتُّرٍ تَامٍّ. وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ. 

Makna Tabarruj sendiri telah kami terangkan pada tafsir surah AnNuur yang mana makna intinya adalah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya ditutupi.
Kata Tabarruj sebenarnya diambil dari makna keleluasaan ,seperti ungkapan : فِي أَسْنَانِهِ بَرَجٌ
(ada celah diantara giginya)
maksudnya adalah giginya renggang dan terpisah-pisah. Makna ini disampaikan oleh AI Mubarrad.
---
AI Kalbi berpendapat, zaman itu berada diantara zaman Nabi Nuh dan zaman Nabi lbrahim dimana diriwayatkan pakaian luar yang dikenakan oleh kaum wanita pada zaman itu terbuat dari mutiara yang sisi kanan dan kirinya sangat polos (tidak terjahit atau tidak menyatu), sedangkan pakaian biasanya sangat tipis hingga tubuh mereka tetap terlihat dengan jelas.
---
AbuI Aliyah berpendapat, zaman itu zaman Nabi Daud zaman Nabi Sulaiman, dimana pada saat itu pakaian wanita terbuat dari mutiara yang tidak terjahit sisi-sisinya.

Abu AIAbbas AI Mubarrad mengatakan, zaman itu juga sering disebut dengan istilah jahiliyatul juhala' (zaman jahiliyah orang orang bodoh). Para wanita dizaman itu tanpa malu-malu memperlihatkan apa yang tidak baik untuk diperlihatkan, bahkan seorang istri tidak merasa sungkan untuk duduk bertiga, bersama suaminya dan seorang teman laki-lakinya, dimana suaminya hanya mengenakan pakaian yang menutupi bagian bawah tubuhnya dan temannya itu mengenakan pakaian yang menutupi bagian atas tubuhnya,atau sebaliknya.

Mujahid berkata :
Pada waktu itu kaum wanita bebas berjalan diluar rumah yang disekitarnya banyak kaum pria.Itulah yang dimaksud dengan tabarruj.

Sedangkan lbnu Athiyyah berkata :
Yang terlihat jelas olehku adalah 
bahwa ayat ini menunjukkan pada zaman jahiliyah yang diketahui oleh para istri Nabi , lalu mereka diperintahkan untuk merubah sifat jalan dan segala hal yang sama dengan kaum jahiliyah itu. Yaitu kaum jahiliyah sebelum diturunkannya syariat, kaum jahiliyah yang dipenuhi dengan perbuatan kufur, karena pada waktu itu mereka sama sekali tidak memiliki sifat cemburu dan para wanita mereka mengenakan pakaian yang terbuka." 
---
Menurut saya (AIQurthubi):
Ini adalah pendapat yang sangat baik sekali, dan inilah memang yang dimaksud dengan kaum jahiliyah terdahulu. 
Pendapat ini sekaligus membantah pendapat yang mengatakan bahwa orang orang Arab adalah orang-orang miskin, melarat, dan berpakaian lusuh, sedangkan orang-orang yang berlimpah dengan kenikmatan dan selalu menampakkan harta benda yang mereka miliki itu hanya terjadi pada zaman jahiliyah terdahulu bukan zaman jahiliyah sebelum datangnya lslam. 
Intinya, ayat ini menerangkan bahwa para kaum wanita diharuskan untuk tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh para wanita sebelum mereka, yaitu berjalan dengan berlenggak-lenggok, lemah-gemulai, genit, memperlihatkan kecantikan tubuh yang mereka miliki kepada kaum pria dan lain sebagainya yang memang dilarang oleh agama.
Iarangan ini juga mencakup cara berbicara seorang wanita terhadap orang lain yang bukan mahramnya, dan hal-hal lainnya. Mereka diharuskan untuk selalu berada didalam rumah. Apabila ada suatu kepentingan yang mengharuskan mereka keluar dari rumah, maka mereka harus berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menebar pesona dan keluar dengan mengenakan pakaian yang tertutup secara sempurna. Wallahu Mufaffiq.
(Tafsir Qurthubi,  Al jami li ahkamil Qur'an Vll / 118)

👉Alhafidz Ibnu Katsir berkata :

وقوله تعالى : ( ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى ) قال مجاهد : كانت المرأة تخرج تمشي بين يدي الرجال ، فذلك تبرج الجاهلية
وقال قتادة : ( ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى ) يقول : إذا خرجتن من بيوتكن - وكانت لهن مشية وتكسر وتغنج - فنهى الله عن ذلك وقال مقاتل بن حيان : ( ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى ) والتبرج : أنها تلقي الخمار على رأسها ، ولا تشده فيواري قلائدها وقرطها وعنقها ، ويبدو ذلك كله منها ، وذلك التبرج ، ثم عمت نساء المؤمنين في التبرج وقال ابن جرير : حدثني ابن زهير ، حدثنا موسى بن إسماعيل ، حدثنا داود - يعني ابن أبي الفرات - حدثنا علي بن أحمر ، عن عكرمة عن ابن عباس قال : تلا هذه الآية : ( ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى ) قال : كانت فيما بين نوح وإدريس ، وكانت ألف سنة ، وإن بطنين من ولد آدم كان أحدهما يسكن السهل ، والآخر يسكن الجبل وكان رجال الجبل صباحا وفي النساء دمامة وكان نساء السهل صباحا وفي الرجال دمامة ، وإن إبليس أتى رجلا من أهل السهل في صورة غلام ، فآجر نفسه منه ، فكان يخدمه واتخذ إبليس شيئا مثل الذي يزمر فيه الرعاء ، فجاء فيه بصوت لم يسمع الناس مثله ، فبلغ ذلك من حوله ، فانتابوهم يسمعون إليه ، واتخذوا عيدا يجتمعون إليه في السنة ، فيتبرج النساء للرجال قال : ويتزين الرجال لهن ، وإن رجلا من أهل الجبل هجم عليهم في عيدهم ذلك ، فرأى النساء وصباحتهن ، فأتى أصحابه فأخبرهم بذلك ، فتحولوا إليهن ، فنزلوا معهن وظهرت الفاحشة فيهن ، فهو قوله تعالى : ( ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى )

Firman Allah :
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu. 
(Al-Ahzab: 33)
Mujahid mengatakan bahwa dahulu di masa Jahiliah wanita bila keluar berjalan di depan kaum pria, maka itulah yang dinamakan tingkah laku Jahiliah.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: 
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu. 
(Al-Ahzab: 33) 
Yakni bila kalian keluar dari rumah. Dahulu wanita bila berjalan berlenggak-lenggok dengan langkah yang manja dan memikat, lalu Allah melarang hal tersebut.

Muqatil telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: 
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu. 
(Al-Ahzab: 33) 
At-Tabarruj artinya mengenakan kain kerudung tanpa mengikatnya, kalau diikat dapat menutupi kalung dan anting-antingnya serta lehernya. Jika tidak diikat, maka semuanya itu dapat kelihatan, yang demikian itulah yang dinamakan tabarruj. Kemudian khitab larangan ini berlaku menyeluruh buat semua kaum wanita mukmin.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abul Furat, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ahmar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu Disebutkan bahwa Ibnu Abbas membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: 
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu. 
(Al-Ahzab: 33) 
Ibnu Abbas berkata :
Bahwa munculnya tabarruj adalah di masa antara masa Nabi Nuh dan Nabi Idris, lamanya kurang lebih 1000 tahun; itulah permulaannya.
Sesungguhnya salah satu dari dua kabilah keturunan Adam bertempat tinggal di daerah dataran rendah, sedangkan yang lainnya tinggal di daerah perbukitan. 
Tersebutlah bahwa kaum pria orang-orang yang tinggal di daerah pegunungan terkenal dengan ketampanannya, sedangkan kaum wanitanya tidak cantik. Lain halnya dengan mereka yang tinggal di daerah perbukitan; kaum prianya bertampang jelek-jelek, sedangkan kaum wanitanya cantik-cantik.

Lalu Iblis la'natull'ah mendatangi seorang lelaki dari kalangan penduduk dataran rendah dalam rupa seorang pelayan, lalu ia menawarkan jasa pelayanan kepadanya, akhirnya si iblis menjadi pelayan lelaki itu. Kemudian iblis membuat suatu alat musik yang semisal dengan apa yang biasa dipakai oleh para penggembala. Alat tersebut dapat mengeluarkan bunyi-bunyian yang sangat merdu dan belum pernah orang-orang di masa itu mendengarkan suara seindah itu. Ketika suara musik iblis itu sampai terdengar oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, maka berdatanganlah mereka untuk mendengarkan suara musiknya. 

Lalu mereka membuat suatu hari raya setiap tahunnya, yang pada hari itu mereka berkumpul. Pada saat itu kaum wanita mereka menampakkan dirinya kepada kaum prianya dengan memakai perhiasan dan tingkah laku Jahiliah. Begitu pula sebaliknya, kaum pria mereka berhias diri untuk kaum wanitanya pada hari raya itu. 

Lalu ada seorang lelaki dari kalangan penduduk daerah pegunungan mendatangi hari raya mereka itu, dan ia melihat kaum wanita daerah dataran rendah cantik-cantik. Ia mem­beritahukan hal itu kepada teman-temannya di daerah pegunungan. Akhirnya mereka turun dari gunung dan bergaul dengan wanita daerah dataran rendah. 
Maka timbullah perbuatan keji  (perbuatan zina) di kalangan mereka. 
Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah dalam firman-Nya: dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu. (Al-Ahzab: 33)
(Tafsir Ibnu Katsir VI /410)

Jawaban:🍋🍋
2)Cik Gu Vitha Finalia 
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 😊🙏

Yang dimaksud dalam sudah tersebut ialah Tingkah laku yang dimana seorang perempuan tidak mempunyai rasa malu, memamerkan aurat nya guna untuk menimbulkan saya tarik bagi lawan jenisnya, hal semacam ini dalam syar'i disebut dengan Tabarruj. 

التبرج تكلف إظهار ما يجب إخفاؤه وأصله الخروج من البرج، وهو القصر، ثم استعمل في خروج المرأة من الحشمة وإظهار مفاتنها وإبراز محاسنها

Tabarruj adalah upaya untuk menampakkan apa yang harus disembunyikan. Asal mula makna tabarruj bermakna keluar dari menara, maksudnya istana. Kemudian digunakan terkait keluarnya perempuan dari rasa malu, menampakkan sisi-sisi yang menarik dari dirinya, dan memperlihatkan keelokan-keelokan pada tubuhnya.

التبرج في القرآن: وقد ورد التبرج في القرآن الكريم في موضعين: (الموضع الاول) في سورة النور. جاء فيه قول الله سبحانه: " والقواعد من النساء اللاتي لا يرجون نكاحا فليس عليهن جناح أن يضعن ثيابهن غير متبرجات بزينة، وأن يستعففن خير لهن ." (والموضع الثاني) ورد في النهي عنه والتشنيع عليه في قوله سبحانه: " ولا تبرجن تبرج الجاهلية الاولى ". منافاته للدين والمدنية: إن أهم ما يتميز به الانسان عن الحيوان اتخاذ الملابس وأدوات الزينة. يقول الله تعالى: " يا بني آدم قد أنزلنا عليكم لباسا يواري سوآتكم وريشا ولباس التقوى ذلك خير ذلك من آيات الله لعلهم يذكرون " . والملابس والزينة هما مظهران من مظاهر المدنية والحضارة، والتجرد عنهما إنما هو ردة إلى الحيوانية، وعودة إلى الحياة البدائية. والحياة، وهي تسير سيرها الطبيعي، لا يمكن أن ترجع إلى الوراء، إلا إذا حدثت لها نكسة تبدل آراءها، وتغير أفكارها، وتجعلها تعود القهقرى ناسية أو متناسية مكأسبها الحضارية ورقيها الانساني. وإذا كان اتخاذ الملابس لازما من لوازم الانسان الراقي، فإنه بالنسبة للمرأة ألزم، لانه هو الحفاظ الذي يحفظ عليها دينها وشرفها وعفافها وحياءها. وهذه الصفات ألصق بالمرأة، وأولى بها من الرجل، ومن ثم كانت الحشمة أولى بها وأحق. إن أعز ما تملكه المرأة، الشرف، والحياء، والعفاف، والمحافظة على هذه الفضائل محافظة على إنسانية المرأة في أسمى صورها، وليس من صالح المرأة، ولا من صالح المجتمع أن تتخلى المرأة عن الصيانة والاحتشام.

Tabarruj dalam Pandangan Al-Qur'an 
Tabarruj disebutkan di dua ayat dalam Al-Qur'an. Ayat pertama terdapat dalam surah An-Nur. 
Dalam ayat ini Allah berfirman :
"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka (tanpa membuka aurat) dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka." 
(Qs. An-Nur, ayat 60) 

Ayat kedua terkait larangan tabarruj dan teguran keras terhadap perilaku tabarruj, yaitu dalam surah Al-Ahzab, Allah berfirman :
"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti ortng-orang jahiliah yang dahulu." 
(Qs. Al-Ahzab, ayat 33) 

Tabarruj Bertentangan dengan Norma-norma Agama dan Peradaban

Di antara sisi terpenting yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah penggunaan pakaian dan alat-alat perhiasan. Allah berfirman :
"Hai anak Adam (umat manusia), sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup aurat mu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." 
(Qs. Al A'raf, ayat 26)

Pakaian dan perhiasan merupakan salah satu indikasi di antara indikasi indikasi peradaban dan kebudayaan yang beretika. Keterlepasan dari pakaian dan perhiasan hanya akan mengarahkan pada keterpurukan dan perilaku hewani serta kembali pada kehidupan belantara. Kehidupan yang berjalan secara wajar tidak mungkin akan kembali ke belakang, kecuali jika padanya terjadi kemunduran yang menyebabkan pandangan-pandangan dan pemikiran pemikiran yang berkaitan dengan kehidupan mengalami pergantian dan menjadikannya kembali ke belakang seraya melupakan atau pura-pura lupa terhadap kemajuan peradaban dan keluhuran nilai kemanusiaan yang telah dicapainya. 
Jika pakaian digunakan sebagai salah satu ketentuan luhur yang ditekankan pada manusia, maka pengenaan bagi perempuan menjadi lebih ditekankan, karena pakaian merupakan penjagaan yang dapat melindungi agama, kemuliaan, kehormatan, dan rasa malunya. Sifat-sifat ini lebih melekat pada perempuan dibanding pada laki-laki. Dengan demikian, rasa malu lebih diutamakan dan lebih ditekankan pada perempuan. 
Di antara apa yang dimiliki perempuan, sesungguhnya yang paling mulia adalah kehormatan, rasa malu, dan penjagaan diri. Perhatian terhadap nilai-nilai keutamaan ini sebagai penjagaan terhadap kemanusiaan perempuan dalam bentuknya yang paling luhur.
(Fiqhus sunnah juz 2 /hal 134-135)🍋🍋

JAWABAN:🥬🥬
3) Ustadz Muhammad Wgn ..... 

Wa alaikumus Salaam....

tabarruj ala jahiliyah, yaitur dandanan seperti orang jahiliyah. Yakni wanita yang menampakkan kecantikan dan keelokan tubuhnya di hadapan laki-laki lain. Sebgaiman dijelaskan dalam QS Al-Ahzab: 33

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ

“Hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan tegakkanlah shalat.”
Disebutkan dalam Tafsir Al-Jalalain (hlm. 433), wanita yang disebut berdandan ala jahiliyah yang pertama adalah berdandan yang dilakukan oleh wanita dengan berpenampilan cantik di hadapan para pria dan ini terjadi sebelum Islam. Sedangkan dalam Islam, yang boleh ditampakkan disebutkan dalam ayat,
.
وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An-Nuur: 31).

Maqatil bin Hayan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang disebut tabarruj (berhias diri) ala jahiliyyah...

Tanya jawab bersambung:🥬🥬
👉Thy manda
Ustadz  Muhamad Wgn, ini Arti nya bisa  di tarik kesimpulan
Tabaruj bermakna, bertingkah laku yg mengundang syahwat lawan jenis begitu nggeh ustadz?!

🥬🥬Jawaban: Ustadz muhammad Wgn
Amanda Sunarsih Arsi,,
benar 😊

Pertanyaan bersambung:
👉Thy manda🍒
Abdullah Sidiq I 
Alhamdulillah
Selamat sore Ustadz 
Semoga lancar puasa hari ini

Ma syaa Allah 
Arti nya dari kesemua di atas sudah lebih dulu ada dalam niat begitu kah ustadz ?!
Kalo dalam bahasa skrng mungkin caper atau kemayu suka kalo lawan jenis baper 

Lebih bisa ditarik kesimpulan 
Bertingkah laku yg mengundang syahwat lawan jenis ?!

Berarti kami kaum akhwat harus menghindari hal ini begitu nggeh kira kira ustadz ?!

Jawaban:
Ustadz Abdullah sidiq I
Amanda Sunarsih Arsi 
Kalau memang jelas perbuatan maksiat , ya tetap maksiat meski tanpa niat.
Yang tergantung niat itu apabila perbuatan mubah.
Misal : 
Menggerakkan bibir dan Menjulurkan lidah itu asalnya mubah. Orang kepedasan boleh melakukan itu.
Tetapi ketika menggerakkan bibir dan main lidah diniatkan untuk memancing birahi lelaki , maka itu menjadi haram.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url