Sejarah Dan Makna Mendalam Dari Diciptakannya Tahun Baru HIJRIAH. - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

Sejarah Dan Makna Mendalam Dari Diciptakannya Tahun Baru HIJRIAH.



Tidak lama lagi, akan terjadi tahun baru islam atau tahun baru hijriah yang akan tiba pada tanggal 19 Juli 2023.


Tapi tahukah anda jika sebenarnya ada sejarah dan makna mendalam dari diciptakannya Tahun baru hijriah?


Bagaimana tidak, karena sejarah diciptakannya tahun baru Hijriah ini juga berkaitan dengan kisah baginda umat islam, yaitu Rasulullah Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Mekah ke Madinah.


Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya kita mengetahui alasan dari terjadinya perbedaan antara kalender Masehi yang kita gunakan dengan kalender Hijriah.


Untuk kalender Hijriah, penghitungan hari dilakukan melalui penentuan bulan. Maksudnya, penentuan waktu satu hari dalam kalender hijriah ini adalah menggunakan bulan saat mengelilingi bumi.


Sedangkan penghitungan kalender Masehi digunakan melalui penentuan waktu menggunakan matahari. Jadi waktu satu hari dalam masehi adalah saat penentuannya dilakukan dari rotasi bumi mengelilingi dirinya sendiri.


Adapun sejarah dalam penciptaan kalender hijriah atau kalender islam, semua itu berkaitan erat dengan kontribusi dari Khalifah Umar bin Khattab.


Dengan peran dari Khalifah Umar bin Khattab, maka penetapan tanggal 1 muharam merupakan awal dari tahun hijriyah. Tidak lupa Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib juga memberikan persetujuan atas usulan dari sahabat Rasulullah itu.


Saat itu adalah waktu dimana Khalifah Umar bin Khattab menjadi pemimpin yang sudah berjalan sekitar 3 sampai 4 tahun. Selain itu, Penciptaan ini terjadi setelah 17 tahun setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, dan bertepatan di tahun 622 Masehi.


Perlu diketehaui, Maksud dari hijrah kala itu adalah perjuangan seseorang dalam meninggalkan hal-hal buruk dan menuju ke arah yang lebih baik. Meskipun pada jaman ini hijrah lebih diartikan menjadi suatu pembelajaran pada nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti contohnya berani dalam meninggalkan sesuatu yang buruk, atau yang merugikan diri sendiri, sehingga beralih ke sesuatu yang lebih baik.


Alasan dari hijrah saat itu memiliki makna yang berbeda karena Saat zaman Rasulullah, kejadian hijrah dilakukan menjadi strategi dakwah dari maksud untuk menanggapi situasi dan kondisi yang memang tidak kondusif pada masyarakat Mekkah.


Selanjutnya tentang makna yang ada dalam tahun baru hijriyah, semuanya berawal dari perjuangan umat muslim kala itu, terutama Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah berputus asa dalam melakukan dakwahnya, bahkan sampai beliau harus hijrah dari Mekah ke Madinah.


Saat itu, islam yang belum berkembang dan menjadi incaran banyak orang, Nabi Muhammad mendapatkan wahyu untuk berpindah ke Madinah. Bagaimana perasaan Nabi Muhammad saat itu? Harus pergi meninggalkan tanah kelahirannya, harta, keluarga dan hal lainnya untuk melakukan dakwah di tanah antah brantah.


Itulah suri tauladan umat muslim, yang harus diikuti oleh para pemeluk agama islam, yaitu jangan pernah berputus asa. Karena rahmat Allah tidak akan pernah habis dimana kita selalu berusaha.


Kemudian, makna lain dari tahun baru hijriyah adalah dengan adanya perbedaan waktu pergantian hari.


Mungkin belum banyak orang yang tahu, pergantian hari dalam kalender hijriyah adalah ditandai dengan munculnya bulan, atau saat matahari terbenam. Jadi tidak berganti saat pukul 00.00, tapi kalender hijriyah berganti disore hari.


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hal itu karena kalender hijriyah mengikuti penetapan pada bulan (Qamariah), bukan berasal dari penetapan matahari (Syamsyiah).


Bukti dari kebesaran dan adilnya Allah dapat dilihat dari pergantian hari yang ditetapkan dari bulan. Karena Negara yang dekat dengan ekuator atau khatulistiwa seperti Indonesia, Malaysia, atau beberapa negara di timur tengah, selalu melakukan puasa dengan jam berbuka yang kurang lebih sama dalam satu harinya.


Dengan datangnya tahun baru islam, maka satu tahun telah berlalu. Dan ini juga bisa menjadi momen agar umat muslim dapat berubah menuju ke hal yang lebih baik di waktu berikutnya.


Karena Allah menurunkan agama Islam bertujuan untuk menjadi agama yang rahmatan lil alamin.


Seperti yang dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 218 yang artinya, Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url