5 Strategi Capai Cita-Cita Organisasi, 101 Tahun NU.
Gus Yahya Memaparkan 5 Stategi dalam Acara NU 101 Tahun. |
Nahdlatul Ulama (NU) telah mencapai usia yang luar biasa, tepatnya 101 tahun pada 16 Rajab 1445 H yang bertepatan pada Minggu, 28 Januari 2024. Dalam rangka perayaan hari lahir ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengumumkan lima strategi yang akan mendorong transformasi organisasi ini ke arah yang lebih baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang strategi-strategi tersebut serta langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai cita-cita organisasi.
1. Tata Laksana Organisasi
Salah satu strategi utama yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), adalah pentingnya tata laksana organisasi. Dalam era digitalisasi yang semakin berkembang, NU perlu mengadopsi strategi digitalisasi sebagai landasan dalam menjalankan tata laksana organisasi. Gus Yahya menekankan bahwa digitalisasi bukanlah hanya sekadar alat bantu, tetapi juga merupakan upaya fundamental dalam mengoptimalkan kinerja organisasi.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Gus Yahya juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam mencapai visi transformasi organisasi. Dalam hal ini, pelatihan kader NU menjadi hal yang sangat ditekankan. Gus Yahya berpendapat bahwa para pengurus NU perlu terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka agar mampu menjalankan tugas dengan lebih baik. Oleh karena itu, pembangunan kapasitas SDM melalui pelatihan kader menjadi salah satu langkah yang krusial bagi NU.
3. Ketahanan Keuangan yang Independen.
Selain pengembangan SDM, Gus Yahya juga menekankan pentingnya ketahanan keuangan yang independen dan mandiri bagi NU. Dalam konteks ini, NU perlu membangun kapasitas keuangan yang tidak tergantung pada pihak lain dan mampu berkelanjutan dalam jangka panjang. Saat ini, NU sedang berupaya mengembangkan kapasitas finansialnya untuk mencapai tujuan ini. Hal ini diharapkan dapat tercapai pertengahan tahun ini sehingga NU memiliki kekuatan finansial yang dapat diandalkan.
4. Aktivisme Baru dalam Kehidupan Masyarakat.
Gus Yahya juga mengajukan perlunya mengadopsi model aktivisme baru yang dapat mengukuhkan kehadiran NU dalam kehidupan masyarakat. Mereka harus mampu membawa manfaat nyata bagi masyarakat melalui dakwah yang tidak hanya terbatas pada media massa atau pengajian umum. NU perlu aktif dalam melakukan dakwah yang membawa kemaslahatan, baik di dalam maupun di luar negeri.
5. Pengembangan Kapasitas Organisasi.
Terakhir, Gus Yahya menyampaikan pentingnya pengembangan kapasitas organisasi dalam menghadapi dinamika perubahan yang semakin cepat. NU perlu memiliki kapasitas yang mampu mengikuti perkembangan zaman dan mengantisipasi masa depan yang semakin menekan. Oleh karena itu, NU perlu membangun pusat pengembangan yang diharapkan dapat menjadi suara dari jaringan aktivisme NU. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah kerja sama dengan Mohammed Bin Zayed University of Humanities, Uni Emirat Arab, untuk pendirian College of Future Studies.
Dalam rangka perayaan Harlah ke-101 NU, terdapat serangkaian acara yang diselenggarakan di Yogyakarta. Rangkaian acara dimulai dengan istighosah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (28/1/2024). Kemudian dilanjutkan dengan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta pada Senin (29/1/2024). Acara ini dihadiri oleh empat pembicara, antara lain Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, COO Center for Shared Civilizational Values, North Caroline, USA H Muhammad Cholil, dan pengajar di Boston University, USA Prof Robert W Hefner.
Pada hari berikutnya, akan diadakan Konferensi Besar NU di Hotel Muria Purosani, Yogyakarta. Dan rangkaian acara Harlah ke-101 NU akan diakhiri dengan Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-101 NU pada Rabu (31/1/2024), yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo untuk meresmikan gedung kampus terpadu UNU Yogyakarta.
Dalam kesimpulannya, transformasi organisasi NU membutuhkan strategi yang terarah dan berkelanjutan. Lima strategi yang disampaikan oleh PBNU, yaitu tata laksana organisasi, pengembangan SDM, ketahanan keuangan yang independen, aktivisme baru, dan pengembangan kapasitas organisasi, menjadi landasan penting dalam mencapai cita-cita organisasi. Dengan adanya upaya kolaborasi dan kerja sama yang baik, diharapkan NU dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.