Problema Maraknya Ibu-ibu jadi Konten Kreator Facebook Pro Dalam Sisi Psikologis. - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

Problema Maraknya Ibu-ibu jadi Konten Kreator Facebook Pro Dalam Sisi Psikologis.



Tak bisa dipungkiri lagi bahwa media sosial sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Salah satunya adalah facebook, apalagi kini facebook bertranformasi bukan sekedar wadah temu sapa antar anggota, tapi juga telah merambah komersialisasi secara terbuka. Yaitu yang sering di sebut monetasi Fb-Pro ataupun Fanepage.

Hal ini memunculkan konten kreator - konten kreator yang sudah berpengalaman maupun yang baru terjun. Tak terkecuali Ibu-ibu yang mencoba keberuntungan mereka lewat fitur Facebook profesional untuk meraup pundi-pundi dolar.

Namun sayangnya hal ini tidak barengi oleh ilmu-ilmu tentang konten kreator dan hal lainnya. Salah satunya adalah sisi negatif dari kegiatan facebook profesional. Padahal hal ini juga berpengaruh dari sisi psikologis sang pelaku.

Berikut ini adalah problema yang muncul maraknya ibu-ibu menjadi konten kreator di Facebook Pro dari perspektif psikologis dapat melibatkan beberapa aspek:

1. Tekanan Mental.

Para konten kreator mungkin mengalami tekanan mental untuk selalu memberikan konten yang menarik, menghibur, atau informatif. Ini dapat menciptakan beban tambahan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengaruh Media Sosial.

Pemaparan terus-menerus terhadap media sosial dapat memengaruhi persepsi diri dan memberikan tekanan untuk mencapai standar yang dianggap "sukses" dalam dunia konten kreator.

3. Keseimbangan Kehidupan Pribadi dan Publik.

Menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan publik dapat menjadi sulit. Ibu-ibu mungkin merasa tertekan untuk membagikan momen pribadi mereka secara terbuka untuk mendapatkan perhatian dan dukungan.

4. Dampak pada Anak-anak.

Anak-anak ibu yang menjadi konten kreator juga dapat terkena dampaknya. Eksposur terhadap kehidupan pribadi mereka di media sosial dapat memengaruhi privasi dan kesejahteraan psikologis mereka.

5. Validasi dari Pengikut.

Bergantung pada validasi dan respon positif dari pengikut dapat menciptakan ketergantungan psikologis. Hal ini dapat mengakibatkan fluktuasi emosi dan perasaan kurang berharga jika tidak mendapatkan respons yang diinginkan.

6. Kompetisi dan Perbandingan.

Adanya kompetisi di antara konten kreator dapat menyebabkan perasaan kurangnya keberhasilan atau perbandingan yang merugikan. Ini dapat memicu kecemasan dan depresi.

7. Kecanduan Media Sosial.

Keberadaan secara terus-menerus di media sosial untuk memantau respons dan aktivitas dapat membawa pada kecanduan media sosial, yang memiliki dampak negatif pada kesejahteraan psikologis.

Solusi untuk mengatasi problema ini melibatkan kesadaran diri, pengelolaan waktu, dan dukungan sosial. Penting bagi para konten kreator untuk memprioritaskan kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan pribadi dan digital mereka. Jika perlu, mendapatkan dukungan dari profesional kesehatan mental juga bisa menjadi langkah yang bijak.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url