Teknologi Artificial Intelligence, Teman atau Lawan?.
Pinterest.pctr |
"SETIAP ORANG PASTI ADA ZAMANNYA", pasti kita sering dengar kalimat tersebut. Memang zaman terus berubah dari masa ke masa. Begitupun peradaban manusia yang mengalaminya. Dimulai dari Nabi Adam hingga kita sekarang, atau dalam antropologi dari massa purba hingga modern.
Tak terkecuali yang pasti mengikuti perubahan adalah "Teknologi". Bahkan sekarang kita bisa disebut manusia teknologi. Teknologi dunia ini sudah berubah, perubahan tersebut tidaklah instan, perlu adanya proses terbentuknya teknologi, yang sering disebut dengan revolusi industri. Lantas bagaimana sejarah Revolusi industri yang mempengaruhi peradahan??.
Sejarah Teknologi
Revolusi industri telah melewati 5 era. Dimana Revolusi pertama atau sering di sebut "Revolusi 1.0" terjadi di inggris awal abad ke-18. Dengan di temukannya alat mesin uap yang merubah juga proses produksi dari manual ke mesin. Berlanjut revolusi 2.0 dengan ditandai penemuan listris. Hal ini merubah produksi bertenaga mesin uap menjadi listrik yang lebih efisien. Dan produksi meningkat.
Selanjutnya, revolusi industri 3.0 ditandai dengan munculnya internet dan digital teknologi pada akhir abad 20. Adanya hal tersebut, menjadikan komunikasi tidak dibatasi ruang dan waktu lagi. Dan efisiensi aktifitas manusia meningkat. Lalu Revolusi industri 4.0 pada awal abad 21, dengan ditandai munculnya media sosial dan pesatnya perubahan digitalisasi. Terutama sektor hiburan dan informasi.
Tak perlu butuh waktu lama, kurang dari 10 tahun dari era 4.0, kita telah tiba saatnya masuk ke dalam revolusi industri 5.0 yang ditandai dengan adanya Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).
"LAWAN" ATAU "KAWAN"
Dalam perkembangan Revolusi 5.0, mau tidak mau kita dihadapkan sebuah teknologi yang hampir mengambil alih semua peran manusia. Tenaga dengan mesinnya, skil(ketrampilan) dengan robotiknya, bahkan berfikir dan emajinasi dengan AI. Hal ini membawa dua sisi, "Lawan" dengan pengambilalihan peran manusia dan hilangnya suatu pekerjaan bagi kita, "Kawan" mempermudah manusia.
Menanggapi hal ini, menurut Brynjolfsson (2022), orang-orang terlalu takut dan panik bahwa AI dan robot akan menggantikan manusia. Padahal, antara AI dan manusia bisa saling bekerja sama dan memacu inovasi dan produktivitas sambil memberikan manfaat ekonomi bagi semua orang.
Hal di atas sangatkah sesuai dengan Islam dalam memandang sebuah kemajuan teknologi. Hampir ada 750 ayat yang jika dijabarkan maknanya semua menyangkut pandangan islam tentang teknologi.
Dalam Islam, teknologi berfungsi sebagai kemudahan untuk membantu melakukan aktifitas manusia yang bermanfaat (QS. Al_anbiya':107), alat untuk mengeksplorasi (QS.Ar_rohman:33), alat untuk kemajuan dakwah dan kemajuan Islam (QS.Al_anfal :60), dan sebagai sarana untuk lebih mengenal Allah (QS.Al_gasyiyah: 17-21), (QS.Fussilat:53). Tentunya segala penggunaan tegnologi tersebut jangan sampai berakibat pada rusaknya alam ( QS.Ar_Rum:41).
Dengan demikian seberapun canggih teknologi, bagi Islam teknologi bukanlah "LAWAN" maupun "KAWAN" Tapi sebuah "AlAT". Maka kita sebagai umat muslim harus bisa menempatkan diri, apalagi Allah mengutus manusia kebumi adalah sebagai "Pemimpin". Bumi dan Isinya (termasuk teknologi) diciptakan adalah untuk kemudahan manusia.
Sama halnya teknologi AI juga alat menciptakan peluang pekerjaan baru. Pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan sistem AI membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang spesifik. AI telah menciptakan permintaan akan pekerjaan di bidang seperti ilmu data, pembelajaran mesin, pengembangan algoritma, dan etika AI. Kolaborasi antara manusia dan AI menjadi semakin penting.
Demikianlah penjabaran dan semoga uraian di atas menjadikan kita dan sahabat fillah semua. Lebih giat mencari ilmu dan mengembangkan teknologi. Dan yang pasti adalah kita harus sadar itu semua atas kebesaran SANG MAHA KUASA dan Anugrah ALLAH kepada kita.