Percaya Ramalan, Ini Hukumnya Dalam Islam.
Banyak orang berkeinginan untuk mencapai kesuksesan dan merencanakan hidup mereka dengan baik menurut standar kesuksesan dalam dunia modern. Namun, terkadang upaya mereka dilakukan tanpa mempertimbangkan prinsip keimanan dan syariat Islam yang benar. Mereka bahkan menggunakan segala cara, termasuk hal-hal yang melibatkan praktik kesyirikan, demi mencapai tujuan mereka.
Salah satu praktik yang umum dilakukan oleh masyarakat, tanpa menyadarinya, adalah mengandalkan ramalan. Penting bagi umat Islam untuk memahami konsep ramalan dan mengetahui pandangan Islam tentang praktik tersebut agar tidak terjerumus ke dalam kesyirikan.
Padahal Allah telah berfirman dalam Al-Quran “Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah saja” (QS : An-Naml: 65)
Sebelum kita menetapkan apakah ramalan itu diperbolehkan atau tidak, penting bagi kita untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan ramalan, berbagai jenisnya, dan pandangan Islam terhadap praktik tersebut. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai hal ini, umat Islam dapat menghindari jebakan ramalan yang menyesatkan dan menjauhkan diri dari kesyirikan.
Apa itu ramalan?.
Ramalan pada dasarnya adalah upaya manusia untuk memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan berdasarkan pendapat atau perkiraan manusia. Namun, ramalan bersifat prediktif karena hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu di masa mendatang.
Karena ramalan berasal dari manusia, yang memiliki keterbatasan dan relatif dalam pengetahuannya, seringkali ramalan tersebut tidak akurat dan bisa jauh dari kenyataan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering melakukan ramalan, namun ramalan tersebut tidak boleh dijadikan pegangan utama dalam kehidupan dan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, karena bisa masuk ke dalam ranah syirik jika menduakan kebesaran Allah SWT.
Jenis-Jenis Ramalan dan Contohnya
Dalam pengertiannya ramalan bersifat prediksi atau perkiraan yang akan datang. Secara umum, ramalah terdiri dari 3 jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis ramalan.
Ramalan Ilmiah
Ramalan ilmiah adalah ramalan yang berasal dari perkiraan yang berbasiskan ilmu pengetahuan atau keilmiahan. Ramalan seperti ini, masih diperbolehkan dan tidak diharamkan selagi memiliki manfaat dan kemasalahatan yang bagi ummat.
Allah sendiri memberikan perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu, “Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun” (QS Ar-Rum :29).
- Prediksi turunnya hujan
- Prediksi turunnya bencana.
- Prediksi kelahiran bayi.
- Prediksi akibat sebuah penyakit.
- Prediksi kondisi kesehatan.
- Prediksi keuangan.
- Prediksi karakteristik suatu benda atau alam.
Prediksi-prediksi ini bersifat ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan alam yang benar. Jika digunakan sesuai sunnatullah yang Allah berikan tentu akan memberikan manfaat yang banyak bagi ummat manusia.
Akan tetapi, walaupun bersifat ilmiah dan memiliki dasar pengetahuan ramalan ini pun juga bisa saja salah. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan manusia, ketidaktelitian, kurangnya variabel yang diperkirakan, dan lain sebagainya. Untuk itu, penempatan ramalan ini hanya bersifat perkiraa, reference, dan bukan sebagai kepercayaan mutlak sebagai satu-satunya yang benar.
Contohnya adalah perkiraan dokter terhadap kelahiran bayi, bisa bersifat benar dan bisa bersifat salah karena berubah-rubahnya kondisi dan variabel. Dan itulah titik kelemahannya manusia.
Ramalan yang berasal dari ilmu hitam, jin, atau orang yang mengklaim memiliki indra keenam, adalah praktik yang dilarang dalam Islam.
Dalam Al-Quran, dalam Surah Al-Jinn ayat 8-10, Allah SWT menjelaskan bahwa jin-jin mencoba untuk mencuri informasi dari langit, namun mereka diserang oleh penjagaan yang kuat dan lontaran api. Jin-jin tersebut tidak diperkenankan lagi untuk mendengarkan berita-berita langit, dan siapa pun yang mencoba melakukannya akan menghadapi hukuman yang keras. Ayat ini menegaskan bahwa jin tidak memiliki akses ke informasi masa depan yang pasti.
Praktik ramalan tanpa dasar yang benar hanya berdasarkan bisikan setan atau kerjasama dengan jin, yang merupakan tindakan yang sangat dekat dengan kesyirikan. Hal ini karena mengandalkan entitas gaib untuk mendapatkan informasi ghaib, yang seharusnya hanya ditentukan oleh kehendak Allah SWT.
Dalam hal lain, ada juga yang merasa memiliki kemampuan untuk membaca masa depan, padahal dirinya hanyalah manusia dan juga memiliki keterbatasan. Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim)
- Meminta ramalan jodoh.
- Meminta ramalan rezeki.
- Meminta ramalan kematian.
- Meminta ramalan nasib beberapa tahun kedepan atau waktu kedepan.
- Meminta ramalan pekerjaan yang akan didapatkan.
- Ramalan Bintang atau Zodiak.
- Dan lain sebagainya.
Hal ini tentu dilarang, karena semuanya bergantung kepada doa dan ikhtiar manusia bukan pada apa yang diramalkan. Nasib manusia bisa berubah ketika manusia bisa berusaha dengan ikhtiar yang kuat dan ketawaqalan kepada Allah SWT. Jangan sampai kita mengikuti ramalan jin, paranormal, atau dukun hingga bertentangan dengan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.
Manfaat Menghindari Ramalan Jin, Dukun, atau Paranormal.
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menjauhi bahkan tidak mempercayai ramalan-ramalan yang berasal dari jin, dukun, atau paranormal. Informasi yang mereka berikan tidak valid, sering kali keliru, dan tidak didasarkan pada landasan yang kuat.
1. Memperkuat Keimanan kepada Allah SWT
Dengan menjauhi praktik ramalan, kita dapat menjaga diri dari kesyirikan. Setan selalu mencoba menggoda manusia melalui berbagai cara. Dengan tidak mempercayai ramalan, kita menutup pintu bagi godaan setan dan memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT
2. Menguatkan Ikhtiar dan Tawakal
Dengan tidak mengandalkan ramalan, fokus kita tertuju pada usaha dan ikhtiar yang lebih kuat. Keberhasilan seseorang bergantung pada usaha yang gigih dan kepercayaan kepada Allah SWT. Dengan menguatkan ikhtiar dan tawakal, kita dapat terhindar dari pengaruh negatif jin, setan, dan upaya-upaya jahat manusia yang bertentangan dengan keimanan dan tawhid kepada Allah SWT.