8 Manfaat Ibadah Haji dan Perintah Menunaikannya. - MAJELIS AKHWAT BERCADAR

8 Manfaat Ibadah Haji dan Perintah Menunaikannya.



Perintah Haji

Bulan Dzulqodah telah menghampiri kita semua dan akan berlanjut datangnya bulan haji yaitu bulan Dzulhijjah sekaligus Hari Raya Idul Adha. Sejak sekarang di awal bulan Dzulqodah umat islam telah persiapan menunaikan ibadah rukun islam ke lima, yaitu Ibadah Haji di Tanah suci. 

Kalau dilihat dari sejarahnya, sesungguhnya ibadah haji termasuk ibadah yang paling kuno. Sebab ibadah haji sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan putra beliau, Nabi Ismail.

Keutamaan-Ibadah-Haji

Bahkan sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa ibadah haji ke Kakbah sudah dilakukan oleh Nabi Adam. Hal itu mengingatkan bahwa Baitullah atau Kakbah di Mekkah Al-Mukarramah memang merupakan masjid pertama yang didirikan di muka bumi.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 96:

اِنَّ اَوَّلَ بَیۡتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِیۡ بِبَکَّۃَ مُبٰرَکًا وَّ ہُدًی لِّلۡعٰلَمِیۡنَ

Artinya:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran ayat 96).

Ibadah haji kemudian mengalami berbagai macam perubahan tata cara dan ritual. Perubahan itu terkadang memang datang dari Allah sendiri, dengan bergantinya para nabi dan rasul.

Ada juga perubahan yang diciptakan oleh manusia sendiri, yang umumnya menyimpang. Seperti yang dilakukan oleh bangsa Arab di sebelum masa kenabian,.

Penyimpangan yang dilakukan adalah dengan mengubah ritual haji dan menodai rumah Allah dengan meletakkan berbagai macam patung dan berhala di seputar bangunan milik Allah itu.

Kemudian setelah diutusnya Rasulullah sebagai nabi terakhir yang memuat risalah yang abadi, barulah kemudian ketentuan manasik haji dibakukan sampai hari kiamat.

Sejak itu tidak ada lagi perubahan-perubahan yang berarti, kecuali pertimbangan-pertimbangan yang bersifat teknis semata, tanpa mengubah esensinya.

Perintah Haji Dalam Al Quran

Dalam syariat Islam, ibadah haji adalah yang disyariatkan di masa ketika Rasulullah telah berhijrah meninggalkan kota kelahiran beliau Mekkah Al-Mukarramah menuju ke tempat tinggal yang baru, Al-Madinah Al-Munawarrah.

Selama 13 tahun beliau diangkat menjadi pembawa risalah, Allah tidak memerintahkannya untuk melaksanakan manasik haji. Barulah setelah Rasulullah tinggal di Madinah kira-kira enam tahun, turun ayat berikut.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 97 :

وَ لِلّٰہِ عَلَی النَّاسِ حِجُّ الۡبَیۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ اِلَیۡہِ سَبِیۡلًا ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ فَاِنَّ اللّٰہَ غَنِیٌّ عَنِ الۡعٰلَمِیۡنَ

Artinya:

“Mengerjakan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Siapa mengingkari, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.” (QS. Ali Imran ayat 97)

Apalagi ditambah dengan ungkapan pada bagian akhir ayat, yaitu kalimat “siapa yang mengingkari”. Jelas sekali penegasan Allah dalam kalimat itu bahwa haji adalah kewajiban dan menentang kewajiban haji ini menjadi kafir.

Selain itu di dalam Al Quran masih banyak ayat yang menjadi dasar pensyariatan ibadah haji, misalnya ayat-ayat berikut.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 158 :

اِنَّ الصَّفَا وَ الۡمَرۡوَۃَ مِنۡ شَعَآئِرِ اللّٰہِ ۚ فَمَنۡ حَجَّ الۡبَیۡتَ اَوِ اعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡہِ اَنۡ یَّطَّوَّفَ بِہِمَا

Artinya:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya.” (QS. Al-Baqarah ayat 158).

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 196 :

وَ اَتِمُّوا الۡحَجَّ وَ الۡعُمۡرَۃَ لِلّٰہِ

Artinya:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah ayat 196)

Perintah Haji Dalam Hadits

Selain ayat Al Quran di atas, haji juga disyariatkan dan termasuk dalam lima rukun Islam yang merupakan pilar untuk umat muslim.

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian ibadah haji, maka berangkatlah menunaikan ibadah haji.”

“Seseorang bertanya, “Apakah tiap tahun ya Rasulullah?”

“Beliau pun diam, sampai orang itu bertanya lagi hingga tiga kali. Akhirnya beliau menjawab, “Seandainya Aku bilang ‘ya’, pastilah kalian tidak mampu.” (HR.Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa kewajiban berhaji bukan setiap tahun, namun cukup sekali saja dalam seumur hidup.

Penjelasan Haji Dalam Jimak

Umat Islam sejak masa Rasulullah hingga 14 abad kemudian secara jimak keseluruhannya, bahwa menunaikan ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang ke lima.

Ibadah haji ini merupakan kewajiban setiap mukalaf yang diberikan keluasan dan kemampuan lahir dan batin oleh Allah untuk mengerjakan.

Untuk ibadah umroh, para ulama telah berjimak atas persyariatan ibadah umrah, namun mereka tidak sepakat tentang hukumnya apakah wajib ataukah sunnah.

Keutamaan Haji

Manfaat-Haji
Ibadah haji merupakan ibadah wajib bagi umt muslim yang mampu, karena ibadah haji ini adalah perintah dari Allah. Bagi umat islam yang mengerjakan ibadah haji memiliki manfaat dan keutamaan yang banyak. Simak keutamaan haji berikut.

1. Menjauhkan Kefakiran dan Menghapus Dosa

Salah satu manfaat haji yang bisa diraih oleh mereka yang melaksanakan ibadah haji adalah melenyapkan kefakiran.

Rasulullah bersabda :

“Kerjakanlah haji dengan umrah berturu-turut, karena mengerjakan keduanya seperti itu akan melenyapkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api tukang pandai besi menghilangkan karat besi.” (HR. Ibnu Majah).

Namun banyak yang mempertanyakan hadits ini, apa benar ibadah haji itu pasti melenyapkan kefakiran?

Bukankah banyak bukti bahwa orang yang sudah mengerjakan ibadah haji, ternyata masih miskin juga.

Jawabnya bahwa hadits ini bisa dipahami dengan dua cara.

Orang yang Pergi Haji Bukan Orang Fakir
Orang yang pergi menunaikan ibadah haji bukanlah orang fakir, sebab orang fakir tidak sangat susah untuk pergi haji.

Kalaupun ada orang fakir yang bisa pergi haji, bagaimana pun cara mendapatkan hartanya, yang pasti ketika dia bisa berangkat haji, maka saat itu dia bukan orang yang fakir.

Memberikan motivasi untuk bekerja lebih giat
Terkadang di antara hikmah bagi orang yang pergi haji adalah akan memberikan motivasi untuk bekerja lebih giat. Sebab orang yang pernah menunaikan ibadah haji tetap memilki keinginan untuk pergi haji lagi.

Selalu saja para Jemaah haji memilki keinginan untuk dapat kembali lagi menunaikan ibadah haji. Dan keinginan itu memberi motivasi untuk bekerja giat mencari rezeki lebih banyak.

Dan ada juga yang menafsirkan hadits ini apa adanya, yaitu kalua mau kaya, pergi haji saja secepatnya. Sebab pergi haji memang akan mendatangkan rezeki yang lebih banyak lagi.

Dan hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu makna hadits ini sesungguhnya.

2. Ibadah Haji Menjadi Penebus Dosa

Selain melenyapkan kefakiran, keutamaan ibadah haji juga menjadi penebus dosa bagi pelakunya. Tidak ada ibadah yang lebih berharga dari yang dapat menghapus dosa-dosa.

Karena tidak ada seorang pun yang luput dari dosa di dunia ini. Jangankan manusia biasa, para nabi dan rasul di dalam Al Quran juga diceritakan kisah-kisah mereka dengan kesalahan dan dosa yang pernah mereka lakukan.

Pengampunan dosa adalah peristiwa yang paling eksentrik dan dramatik. Bagaimana tidak, seseorang telah melakukan dosa, lalu kesalahan yang melahirkan dosa itu diampuni Allah, seolah tidak pernah terjadi.

Tentu dosa-dosa yang dimaksud di sini sebatas dosa-dosa kecil saja. Sedangkan dosa besar, tentu tidak hilang begitu saja dengan pergi haji ke tanah suci.

Dosa-dosa besar itu membutuhkan tobat dalam arti sesungguhnya, bukan hanya dengan beristigfar atau mengerjakan ritual ibadah tertentu.

3. Haji Sebanding Nilainya Dengan Jihad

Jihad fi sabilillah adalah salah satu ibadah yang sangat istimewa dan berpahala besar. Namun memang wajar apabila seorang berjihad mendapatkan karunia dan balasan yang amat besar, mengingat berjihad itu sangat berat.

Selain harus meninggalkan kampung halaman, jauh dari anak dan istri, untuk berjihad. Selain itu juga dibutuhkan kekuatan, kemampuan, ketrampilan serta yang lebih penting adalah jihad membutuhkan harta yang cukup banyak.

Banyak sahabat Rasulullah yang menangis bercucuran air mata saat dinyatakan tidak layak untuk ikut dalam jihad. Di antara mereka yang teramat kecewa karena tidak bisa ikut berjihad lantaran memang tidak punya syarat yang cukup adalah para wanita shahabiyah.

Allah memberikan salah satu keringanan buat yang tidak bisa ikut berjihad berupa ibadah haji, yang nilainya setara dengan berjihad di sisi Allah.

Jadi keutamaan haji ini bisa menggantikan pahala berjihad bagi umat muslim yang tidak bisa ikut berjihad karena sesuatu hal.

Dari Aisyah rashiyallahuanha berkata:

“Wahai Rasulullah, kami melihat jihad merupakan malan yang paling utama, apakah kami (kaum wanita) tidak boleh berjihad?” Rasulullah menjawab, “Tidak, melainkan jihad yang paling utama dan terbaik adalah haji, yaitu haji yang mabrur.” (HR.Bukhari).

Rasulullah bersabda:

جهاد الكبير والضعيف والمرأة : الحج والعمرة (رواه النسائي بإسناد حسن

Artinya:

“Jihadnya orang yang sudah tua, anak kecil dan wanita adalah haji dan umrah.” (HR. An Nasai)

4. Balasan Surga Untuk yang Menunaikan Ibadah Haji

Salah satu keutamaan berhaji adalah janji untuk diberi balasan berupa surga.

Rasulullah Bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Artinya:

“Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Hadits ini amat masyhur dan memang sahih karena diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Barangkali hadits ini adalah hadits yang paling banyak dihafal oleh Jemaah haji di dunia ini.

Selain pendek jadi mudah diingat, hadits ini juga tegas memastikan bahwa ibadah haji yang dikerjakan dengan benar (mabrur) akan mendapatkan balsan berupa surga.

Sesungguhnya cukup satu hadits ini saja sudah bisa memberi motivasi kuat bagi setiap muslim untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.

5. Menghapus Dosa Seperti Bayi

Bayi yang baru lahir tentu tidak pernah punya dosa. Kalaupun bayi itu dipanggil Allah pasti masuk surga.
Siapa yang tidak ingin menjadi seperti bayi kembali, hidup di dunia tanpa menanggung dosa.

Meskipun Allah memanggil pulang kembali kepada-Nya sudah pasti akan ada pertanyaan ini dan itu dari malaikat, karena memang tidak punya dosa.

Orang yang melaksanakan ibadah haji dengan pasti disebutkan sebagai orang yang tidak punya dosa, bagaikan bayi yang baru pertama kali dilahirkan ibunya di dunia ini. Dan yang mengatakan adalah Rasulullah sendiri.

Rasululah bersabda:

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya:

“Siapa yang pergi haji dengan tidak mengucapkan kata-kata kotor dan tdak berbuat kefasikan, makai ia pulang seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

6. Ibadah Haji Merupakan Amal Terbaik

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah ditanya tentang amal apa yang paling baik setelah iman dan jihad. Beliau menajawab bahwa ibadah itu adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

“Amalan apakah yang paling utama?” Nabi menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ditanya pula, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Beliau ditanya lag, “Kemudian apa?” Jawab Beliau, “Haji mabrur.” (HR.Bukhari dan Muslim).


7. Jemaah Haji Menjadi Tamu Allah

Manfaat-Haji-Dan-Umroh

Manfaat ibadah haji berikutnya adalah menjadi kehormatan sebagai tamu-tamu Allah. Karena Allah akan memberikan gelar atau penghargaan kepada para Jemaah haji dan juga Jemaah umrah sebagai tamu-tamu Allah.

Rasulullah bersabda :

الْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

Artinya:

“Para Jemaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka lalu mereka pun menyambut seruan-Nya. Bila Mereka meminta kepada-Nya tentu Dia pasti memberinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dalam syariat Islam, tamu memang punya kedudukan yang amat istimewa. Orang Melayu mengatakan tamu adalah raja, sehingga berhak mendapatkan semua pelayanan dari tuan rumah.

Kalau Jemaah haji dan umrah menjadi tamu Allah tentunya mereka mendapatkan semua pelayanan dari Allah. Salah satu bentuk pelayanan Allah adalah apabila sang tamu punya hajat dan keinginan, tentunya tuan rumah akan malu kalua tidak meluluskannya.

Maka para Jemaah haji dan umroh adalah orang-orang yang punya fasilitas khusus untuk bisa meminta keada tuan rumah, yaitu Allah Swt.

Dan kalau sang tamu datang meminta diampuni, jelas sekali sudah merupakan kewajiban Allah untuk meluluskan hajat sang tamu, yaitu mengampuni dosa-dosa yang telah lalu.

Dan tuan rumah akan berbahagia manakala tamu bisa pulang dengan puas, lantaran semua hajatnya telah dikabulkan oleh tuan rumah.


8. Dibanggakan Di Depan Malaikat

Satu lagi keutamaan orang yang melakukan ibadah haji yang juga teramat istimewa, yaitu para Jemaah haji itu dibanggakan oleh Allah di depan para malaikat.

Sedikit mundur untuk mengingat sejarah, dahulu awalnya para malaikat itu adalah di antara makhluk-makhluk Allah yang mempertanyakan kepada Allah, tentang peran dan kedudukan manusia sebagai khalifah di atas bumi.

Seolah-olah terkesan bahwa mereka agak memandang rendah kepada manusia. Namun karena Allah perintahakan para malaikat sujud kepada manusia (Nabi Adam), maka mereka pun sujud, kecuali iblis.

Maka ketika para manusia anak-anak Adam itu berkumpul di Padang Arafah dengan taat, patuh dan tunduk kepada Allah. Maka saat itulah Allah membanggakan mereka di hadapan para malaikat, yang dahulu sempat memandang rendah kepada manusia.

Dan para malaikat itu adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya. Kalau sampai Allah membanggakan para Jemaah haji di depan para makhluk yang tinggi derajatnya, berarti derajat para Jemaah haji itu pun juga sangat tinggi sebab sudah bisa dijadikan kebanggaan.

Dari Aisyah radiyallahuanha bahwa Rasulullah bersabda:

“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hambanya dari api neraka kecuali hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah condong kepada Jemaah haji dan membanggakan mereka di depan para malaikat.” (HR.Muslim).

Tentunya dijadikan orang yang dibanggakan di depan malaikat itu selain anugerah juga sekaligus merupakan tanggung jawab.

Jangan sampai ada orang yang sudah mendapatkan kehormatan seperti itu, ternyata setelah pulang ke Tanah Air, malah merusaknya. Mereka masih saja merusak citra dan kebanggaan itu dengan mengerjakan perbuatan yang haram yang memalukan, bahkan menjijikkan.

Apa yang telah Allah banggakan di depan para malaikat itu dihancurkan sendiri, dengan masih saja melakukan perbuatan maksiat.

Bahkan terkadang masih ada pak haji yang meninggalakn shalat fardhu dengan sengaja karena kesibukannya memikirkan kepentingan dunia.

Dan tidak sedikit bu haji yang sepulang dari padang Arafah dibangga-banggakan di depan malaikat masih saja mengumbar aurat di mana-mana.

Bahkan mereka berdalih dengan berbagai alasan yang dibuat-buat dan memalukan yang tidak sesuai dengan citra dan apa yang telah Allah banggakan di depan malaikat.

Dapat kita bayangkan betapa murkanya Allah kepada pak haji dan bu haji tersebur, lantaran sudah dibangga-banggakan di depan malaikat, ternyata yang dibanggakan itu tidak pantas mendapatkannya.

Maka keutamaan yang terakhir ini menadi belati bermata dua. Di satu sisi, memang akan sangat memuliakan para Jemaah haji, kalau sepulang dari haji senakin menjadi orang yang sholeh.

Namun di sisi lain, bila para Jemaah haji itu tidak bisa menjadi orang sholeh, sepulang haji malah tambah menjadi-jadi maksiatnya, maka siap-siaplah mendapatkan murka Allah.


Demikian ulasan tentang perintah haji dan keutamaan ibadah haji bagi umat muslim yang menunaikannya. Semoga senantiasa kita diberi limpahan rezeki agar kita bisa menunaikan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur, Aamin.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url